Mohon tunggu...
Lia Kurniawati
Lia Kurniawati Mohon Tunggu... Dosen - Realistis dan No Drama

Author - Founder Manajemen Emosi & Pikiran (MEP) Dosen Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ada Apa dengan Pancasila?

2 Juni 2017   10:42 Diperbarui: 2 Juni 2017   10:59 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : ksdp.go.id

Kamis tanggal 1 Juni 2017 jagad raya media sosial ramai denganpostingan bergambar garuda dan foto diri dengan meme "Saya Indonesia, SayaPancasila". Pikir saya keren juga, sebuah idealisme dengan mudahnya masukdalam pikiran setiap orang dengan melempar satu wacana ke publik, di momentumyang pas membuat orang akan menjadi "ngeuh" terhadap lingkungansosial. Namun sayangnya, terkesan ceremonial. Saya amati hal ini berawal dariisuue “agama” ditambah dengan "issue" liberalisme masih panas danmenghangat sehangat magic com gegara tulisan Dek Afi soal harta"Warisan" heee  ..

Bahkan denger-denger sebuah Parpol islam pun menyarankan dek Adiini menjadi "Duta Pancasila" .. hhhmm ... mudah nya di Indonesiamenjadi seorang "duta" .. asyeeek ... 

Disini sayatidak akan menghujat, apalagi latah menelanjangi tulisan dek Afi yang kononjadi Duta Pancasila dengan trade mark baru sebagai "plagiat", sayahanya ingin membahas tentang Pancasila .. yang menggaung seolah setaun sekalisebagai moment ceremonial dengan postingan foto upacara, meme.. sedang 364 hariselanjutnya apa yang terjadi dimasyarakat kita? 

Kembali lagi terkait Plagiarisme dan Pancasila, saya sempatmembaca salah satu artikel online klaim logo Burung Garuda Pancasila yangdibuat oleh salah satu kerajaan di Nusantara, dan disebut “plagiat” juga olehsebagian pengamat media sosial. Duh! Bukankah memang ilmu di dunia ini tidakada yang baru, semua pemikiran “baru” pastinya berawal dari inspirasi-inspirasipara pendahulu.

Saya menulis inipun, terinspirasi dari momentum ceremonialPancasila bukan? Pemikiran saya tetap mengacungkan jempol untuk para pendahulukita yang memikirkan nasib anak-cucunya yang memperjuangkan berdirinya NKRIyang tertuang melalui Pancasila dan UUD 1945. 

Bukan bermaksud membandingkan, namun coba kita amati anak-anaksekarang apakah turut memikirkan kepentingan negara juga, mejadi negarawan? Mungkiniya masih banyak anak-anak penerus kita memikirkan negara dalam bentuk lain.Tapi maraknya berbagai media sosial yang memanjakan penggunanya melaluiberbagai aplikasi yang bersifat “pembunuh sepi” menjadi benar-benar sunyi darimoral berkarakter pancasila, ujaran kebencian, saling hujat jauh dari karakterpancasila.

Kurikulum pendidikan karakterpun dilemparkan ke dunia pendidikan, denganharapan masyarakat teredukasi dengan memiliki karakter sesuai dengan standarkompetensi yang terbaca melalui indikator pendidikan. Merubah satu peradabanmanusia memang tidak seperti makan cabe rawit, saat itu dimakan saat itu pulaterasa pedasnya. Namun satu hal yang menarik, di era media sosial saat ini ..melemparkan wacana karakter bisa jadi seperti makan cabe rawit ... terbuktidengan melemparkan gagasan yang diviralkan maka itulah yang akan menjadi bolasalju di masyarakat dan lambat laun menjadi akan mengakar dan menjadi karakter.

Sepertinya memang singkronisasi kurikulum pendidikan harusberbasis media sosial karena perubahan akan sangat cepat mengakar hehehe... PendidikanMoral Pancasila (PMP) mungkin anak-anak yang lahir di tahun 70 an masihmengenal mata pelajaran ini sewaktu di Sekolah Dasar, sampai saat ini sayatidak habis pikir mengapa pelajaran itu dihilangkan? Coba tanya pada anak-anakkita apakah mereka masih hafal lagu “Garuda Pancasila” ?

Hmmm .. bukan sekedar lagu, namun teringat peribahasan “tak kenal makatak sayang” maka dengan tidak mengenal Pancasila berarti tidak sayang terhadapPancasila dan itu artinya tidak sayang terhadap diri dan lingkungan kita. Bukanbegitu?

Coba telaah dan maknai sila-sila dalam pancasila. Sudahkah teraplikasidalam kehidupan bermasyarakat kita?

Menjabarkan salah satu sila ke lima tepatnya, “Keadilan sosialbagi seluruh rakyat Indonesia” maknanya sangat luas .. Adil terhadap kehidupansosial, kehidupan hukum rakyat Indonesia saat ini sangat miris, bukan rahasialagi kalau hukum di Indonesia, Tajam ke bawah dan tumpul ke atas ..

Moga kita bisa kembali memasyarakatkan Pancasila .. 

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun