Mohon tunggu...
Lia Kurniawati
Lia Kurniawati Mohon Tunggu... Dosen - Realistis dan No Drama

Author - Founder Manajemen Emosi & Pikiran (MEP) Dosen Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Amdal, Syukur dan Adil dalam Manajemen Diri

15 April 2016   05:11 Diperbarui: 15 April 2016   07:06 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

 

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau kita kenal dengan AMDAL selama ini masih concern di berlakukan bagi perusahaan secara global. Bencana banjir di daerah Bandung Selatan Kabupaten Bandung beberapa waktu terakhir menjadi sorotan publik.

Curah hujan yang tinggi ditambah banyak faktor lingkungan yang tidak seimbang menjadi penyebab banjir seolah menjadi bencana yang tak punya solusi. Hingga saat bencana banjir kerap datang m emicu beberapa media untuk meliput banyak perusahaan-perusahaan tekstil di daerah Rancaekek Kabupaten Bandung dalam pembuangan limbah.

Namun sejatinya Analisis Dampak Lingkungan berawal dari analisis dan manajemen diri. Manajemen diri merupakan hal dasar bagi setiap hal-hal besar, mengutip salah satu hadist islam bahwa 'Ana dhofatul minal iiman' kebersihan merupakan bagian dari iman.

Jadi jika saja setiap orang merasa dirinya beriman, Iman artinya Yakin, Yakin diaplikasikan dengan memiliki keyakinan berupa (agama) dan setiap orang beragama pasti nya akan memperhatikan kebersihan.

Kebersihan dalam manajemen diri bagian dari syukur. Seperti dalam salah satu firman Allah "Barangsiapa yang bersyukur maka akan Kutambah nikmatKu". jika saja setiap orang bersyukur dengan cara bersikap adil (menempatkan sesuatu pada tempatnya) menempatkan hasil pembuangan akhir yang telah kita gunakan berupa sampah dibuang pada tempatnya.

Kembali dalam manajemen diri dalam hal kebersihan. Manajemen berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Perencanaan bagaimana melaksanakan supaya diri dan lingkungan kita bersih, melaksanakan bagaiman membuang bagian-bagian yang tidak bersih (kotoran) yang telah kita gunakan apakah digunakan kembali atau dibuang.

Jika harus digunakan kembali bagaimana perencanaannya hingga kembali membawa manfaat, apabila harus dibuang laksanakan pembuangan dengan tepat dan terakhir awasi pastikan setiap apa yang telah kita buang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam perencanaan awal.

Analisis kembali dampak dari pembuangan yang telah kita buang, apakah memberi manfaat atau tidak buat orang lain. Dalam beberapa dekade terakhir manajemen diri setiap orang sepertinya harus idperbaharui hingga setiap diri kita disadarkan pada peran "khalifah" menjadi rahmat manfaat buat orang lain.

Dihubungkan dengan berbagai bencana dan kejadian luar biasa akhir-akhir ini beerkaitan dengan Dampak lingkungan yang tak terjaga kebersihannya hingga pembuangan sampah, pengelolaan drainase hingga menyebabkan banjir dimana-mana selebihnya menyebabkan macet dimana-mana, distribusi barang terganggu, produktifitas kerja terhambat itu semua karena berawal dari manjemen diri yang kurang kuat alias tidak menyadari diri sendiri sebagai orang beriman.

Jadi, segala sesuatu berawal dari diri sendiri dan berawal dari hal-hal kecil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun