Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tujuh Peran Penting Laut Es yang Rusak oleh Perubahan Iklim

15 Desember 2015   06:37 Diperbarui: 30 Desember 2015   15:35 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pencairan es yang meluas di Samudra Arktik di Kutub Utara akibat perubahan iklim. Foto : NOAA"][/caption]Para ilmuwan memprediksi bahwa pemanasan global akan mempengaruhi daerah-daerah tertentu secara lebih dramatis daripada yang lain. Diantaranya adalah daerah Kutub Utara yang merupakan salah satu hotspot perubahan iklim ini.

Suhu di sana yang meningkat dua kali lipat, telah memicu berbagai perubahan yang terjadi. Salah satu contoh yang paling mencolok adalah laut es di Samudra Arktik (Arctic) yang dalam beberapa tahun terakhir telah mencapai luasan terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya, merupakan suatu penurunan dramatis selama dekade terakhir hingga diperkirakan es akan menghilang disana pada awal tahun 2030-an. Menurut US National Oceanic and Atmospheric Administration, rata-rata penyusutan laut es minimum sekitar 13 persen per dekade.

Walaupun letaknya yang jauh dari Indonesia, namun dampak dari pencairan es di Kutub Utara tersebut akan mempengaruhi perairan laut kita, antara lain berupa naiknya permukaan laut yang berakibat dapat menenggelamkan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Sementara itu, Konferensi Perubahan Iklim PBB atau Conference of Parties (COP) ke 21 yang telah digelar beberapa waktu lalu di Paris menghasilkan perjanjian yang disepakati secara bulat, dimana semua negara setuju untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secepat mungkin. Selain itu, disepakati bahwa kenaikan suhu global ditargetkan "jauh di bawah 2ºC" dan menempuh upaya-upaya untuk membatasinya menjadi 1,5ºC. Negara-negara kaya sepakat menyediakan dana 100 miliar dollar AS per tahun sebelum 2020 untuk membantu negara-negara berkembang guna mengubah perekonomian mereka.

Namun, Martin Kaiser dari Bidang Politik Iklim Internasional Greenpeace menilai, apa yang telah dihasilkan para pemimpin dunia di COP21 tidak cukup baik bagi perubahan iklim dan pemanasan global. Kekecewaan terjadi terhadap sikap para pemimpin dunia, yang dengan mudah mengatakan akan mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global dalam 10 atau 15 tahun yang akan datang.

Tindakan pada 10 atau 15 tahun yang akan datang jelas akan sangat terlambat, dengan demikian para pemimpin dunia menutup kesempatan terbaik untuk menghindari pemanasan global. Hal ini akan mendorong pencairan laut es di Samudra Arktik akan terus berlangsung dan semakin lebih parah.

Tujuh Peran Penting yang Rusak

Para ilmuwan secara luas setuju bahwa pendorong utama perubahan iklim adalah perbuatan manusia, yang kemudian didorong percepatannya oleh efek umpan balik yang dikenal sebagai amplifikasi Arktik.

Kita tahu laut es penting untuk beruang kutub, tapi apa pentingnya bagi kita? Pertanyaan seperti ini mengabaikan banyak bahaya yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, dari badai yang sangat kuat sampai kekeringan yang berkepanjangan. Untuk penjelasan mengapa demikian, ada tujuh peran penting laut es yang selama ini yang kurang dikenal dan sudah mengalami degradasi, sebagai berikut :

1. Memantulkan Sinar Matahari

Kutub bumi menjadi dingin karena kurang mendapatkan sinar matahari langsung pada garis lintang rendah. Laut es yang utuh berwarna putih, memantulkan kembali sinar matahari ke angkasa. Pemantulan ini, yang dikenal sebagai "albedo" membantu menjaga kutub tetap dingin dengan membatasi penyerapan panas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun