Mohon tunggu...
Trisno Utomo
Trisno Utomo Mohon Tunggu... Pensiun PNS -

Insan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Hampir 70 Persen Karang di Indonesia dalam Kondisi Tidak Baik

19 Februari 2016   06:05 Diperbarui: 19 Februari 2016   07:21 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Terumbu karang yang rusak akibat bom ikan ǀ Foto : isla-unhas.org"][/caption]Terumbu karang merupakan ekosistem khas perairan tropis, habitat berbagai biota laut untuk tumbuh dan berkembang biak dalam kehidupan yang seimbang. Berbagai hewan dan tumbuhan dengan warna, bentuk dan ukuran yang bervariasi hidup di ekosistem ini, sehingga terbentuk suatu kumpulan organisme yang serasi dan sangat indah untuk dipandang mata.

Organisme yang terdapat pada terumbu karang antara lain; Pisces (berbagai jenis ikan), Crustacea (udang, kepiting), Moluska (kekerangan, cumi-cumi, gurita), Echinodermata (bulu babi, bintang laut, timun laut, lili laut, bintang mengular), Polychaeta (cacing laut), Sponge, Makroalga (Sargasum, Padina, Halimeda) dan terutama hewan karang (Anthozoa).

Anthozoa merupakan hewan karang penyusun utama terumbu karang (coral reefs), karena mampu membuat "bangunan" dari pengendapan kalsium karbonat (CaCO3), walaupun tidak semua anggota Kelas Anthozoa dapat membentuk terumbu. Hidupnya bersimbiosis dengan alga bersel satu zooxanthellae (Symbiodinium microadriaticum). Hasil samping dari proses fotosintesa zooxanthellae inilah yang menghasilkan endapan kalsium karbonat dengan berbagai bentuk dan struktur yang khas.

[caption caption="Terumbu karang yang kondisinya baik ǀ Foto : @OceanSafariCT"]

[/caption]Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari keberadaan terumbu karang, antara lain ; (1) Sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak, (2) Tempat asuhan dan berkembang biak bagi ikan, (3) Menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi organisme laut, (4) Menyediakan sumber protein bagi masyarakat, (5) Menyediakan lapangan kerja melalui perikanan dan pariwisata, (6) Sebagai salah satu sumber obat-obatan untuk berbagai macam penyakit, dan lain-lain.

Justru karena banyaknya manfaat tersebut terumbu karang banyak mengalami kerusakan. Peneliti senior bidang oseanografi LIPI, Suharsono (11/2/2016) dalam pemaparan status terumbu karang dan padang lamun di Indonesia pada Kamis (11/2/2015) menjelaskan bahwa hampir 70 persen (67,99 persen) terumbu karang di Indonesia dalam kondisi buruk dan jelek. Hanya 5 persen berstatus sangat baik dan 27,01 persen dalam kondisi baik.

Ada berbagai penyebab kerusakan terumbu karang, antara lain ; (1) Pengambilan (penambangan karang), (2) Sedimentasi (erosi), (3) Pencemaran, (4) Penangkapan ikan yang merusak, (5) Penambatan jangkar kapal, (6) Pembuangan sampah yang sembarangan, (7) Bintang laut berduri pemakan terumbu karang, (8) Penyakit, dan (9) Gempa bumi.

Dapat dikatakan, penyebab utama terjadinya pemutihan karang adalah akibat ulah manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan manusia yang langsung merupakan penyebab kerusakan antara lain pengambilan karang, sedimentasi, pencemaran, penangkapan ikan yang merusak, penambatan jangkar, dan pembuangan sampah.

Sedangkan yang tidak langsung, dan saat ini merupakan masalah global adalah pemanasan global yang menyebabkan pemutihan karang. Perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan suhu permukaan laut dan tingkat sinar ultraviolet matahari, akan menghilangkan alga yang bersimbiosis (zooxanthellae) yang merupakan tempat bergantungnya polip karang untuk mendapatkan makanan. Karang akan memutih apabila suhu meningkat tajam dalam waktu yang singkat, atau suhu meningkat perlahan-lahan dalam jangka waktu yang panjang, dan akhirnya karang tersebut akan mati.

Diharapkan ke depan kerusakan terumbu karang ini bisa dicegah. Hal ini mengingat terumbu karang merupakan kekayaan laut yang berpotensi mengangkat pariwisata Indonesia. Tak hanya itu, terumbu karang juga dapat mengangkat perekonomian masyarakat. Antara lain dengan pembudidayaan karang lewat kegiatan transplantasi untuk diperdagangkan. Selain bernilai ekonomi, budidaya karang mampu mencegah kerusakan karang alami yang ada di laut oleh masyarakat.

[caption caption="Budidaya karang ǀ Foto : balieditor.com"]

[/caption]Manusia dengan mudahnya merusak terumbu karang. Padahal untuk memulihkannya sangat sulit dan membutuhkan waktu yang sangat lama. Bayangkan saja, selama satu tahun rata-rata karang hanya dapat menghasilkan batu karang setinggi 1 cm saja. Jadi selama 100 tahun karang batu itu hanya tumbuh 100 cm. Terumbu yang kita lihat sekarang ini telah berumur lebih dari 10.000 tahun. Jadi, lestarikan terumbu karang dan jangan merusaknya.

Salam dari saya.

Referensi

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun