Perbanyak makanan berserat juga mengurangi asupan lemak yang menyebabkan kegemukan. Akan tetapi, alih-alih memakan buah dan sayuran impor, lebih baik memakan buah dan sayuran lokal untuk mengurangi emisi karbon.Â
Buah dan sayuran impor harus menempuh jarak yang panjang dan menggunakan bahan bakar yang banyak untuk sampai di tangan kita. Bahan bakar  yang digunakan dalam proses distribusi buah dan sayuran lokal itulah yang menyumbangkan emisi karbon.Â
Makan Tak Berlebihan
Makan berlebihan melampaui jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh akan menyebabkan obesitas, karena sisa lemak dan karbohidrat yang tak terpakai itu akan disimpan oleh tubuh. Saat ini saya mencoba menghitung kalori makanan yang masuk setiap harinya agar tak melebihi jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh saya. Setiap orang memiliki kebutuhan kalori yang berbeda-beda sesuai aktivitas yang dilakukan.Â
Kebiasaan makan yang berlebihan ternyata juga menyebabkan banyaknya makanan yang terbuang, karena kekenyangan lalu dibuang atau bersisa. Sampah makanan itu menyumbangkan emisi karbon karena mengeluarkan gas metana yang berbahaya. Jadi, makanlah secukupnya sesuai kalori yang dibutuhkan tubuh dan harus dihabiskan. Jangan sampai menyisakan makanan di piring yang akan menjadi sampah makanan.
Ternyata mudah ya menerapkan gaya hidup sehat itu bukan hanya untuk diet tapi juga mencapai Net-Zero Emissions. Semoga target Net-Zero Emissions Indonesia dapat tercapai sebelum tahun 2060 bila kita semua membantu mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Â
Referensi:Â
Net-Zero Emissions:www.forestdigest.com
Efek Rumah Kaca:Â kemdikbud.go.id