Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pramugari, Korban Seksis, Ketimpangan Relasi Kuasa, dan Eksploitasi Profesi

12 Desember 2019   06:00 Diperbarui: 12 Desember 2019   11:09 3507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pramugari Korban Seksis dan Ketimpangan Gender (Foto : AFP)

Peran dan Ciri Pramugari adalah Hasil Imajinasi Laki Laki  

Suatu studi berjudul "Winged Women: Stewardesses, Sexism, And American Society" yang disusun oleh Michele Martin di Kalifornia pada Mei 2017 menyebutkan bahwa di tahun 1950 sampai 1980, pramugari maskapai digambarkan sebagai profesi untuk menggembirakan dan melayani keinginan laki-laki. 

Mereka dipilih karena usianya yang muda, kecantikannya, dan kemampuannya untuk melayani. Aturan dan persyaratan penerimaan kerja pramugari pun mensyaratkan tinggi badan, berat, usia, status perkawinan. 

Pramugari diharapkan memenuhi tipe dan stereotipi peran perempuan, termasuk peran sebagai ibu, perawat, yang membuat nyaman, dan istri ideal. Pramugari dituntut senyum. 

Senyum dituntut mulai dari memasuki bandara sampai ke pesawat. Siapapun yang bertemu pramugari mau tidak mau memperhatikan lenggang pramugari, melihat senyumnya dan seterusnya.

Jangan lupa, pramugari harus pula profesional, mandiri, berani, tegas, dan mampu menolong penumpang di kala kondisi darurat.

Apa yang digambarkan di atas terus terjadi sampai saat ini. 

Pramugari adalah mimpi dan imajinasi laki laki tentang perempuan yang ideal. Ia mewakili narasi femininitas perempuan yang diharapkan penumpang pesawat terbang, yang mayoritas adalah laki laki. 

Ia dibentuk oleh laki-laki berdasarkan pada standar normatif. Ia adalah stereotipe yang disederhanakan secara luar biasa kepada suatu profesi. Ini konsisten dengan Teori "Male Gaze" yang ditulis Laura Mulvey.

Jelasnya, pramugari adalah korban seksisme dan obyek yang secara paksa diterakan, yang akhirnya menjadi warna yang diharapkan oleh laki-laki di sektor kerja. Pramugari adalah profesi dengan stereotipe kuat, selain profesi bintang film dan model. 

Salah seorang sahabat saya (laki-laki) pernah mengomentari kawannya, seorang notaris cantik dan bertubuh langsing dengan "Kamu lebih pantas jadi Pramugari". Di sini sangat jelas betapa stereotipe dan konstruksi standar itu tertera di kepala laki-laki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun