Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karangan Bunga dan Isu Korupsi

8 Desember 2019   08:26 Diperbarui: 8 Desember 2019   22:31 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Karangan Bunga (Sumber Foto : koreabizwire.com)

Larangan dan pembatasan itu bertujuan untuk menghindarkan dari perbuatan sehari hari yang cenderung membangun kebiasaan korupsi, pemberian hadiah dan penyuapan. Sejak itu, sekitar 300 orang didenda dan diinvestigasi karena melanggar undang undang.

Undang undang itu dianggap efektif. Aturan ini dipicu oleh peristiwa tenggelamnya Kapak Sewoi di tahun 2014 yang menewaskan 304 orang, sebagian besarnya adalah anak anak. 

Investigasi menunjukkan bahwa kapal yang dimiliki orang tua murid ini tetap berlayar meskipun secara teknis tidak memenuhi persyaratan.

Pemberian hadiah ini pada akhirnya menjadi bagian dari skandal yang menyebabkan 'impeachment' Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye di tahun 2017 dan mendesak pemimpin sementara Samsung, Jay Y Lee yang memberikan jutaan dolar sumbangan sebagai imbalan atas dimenangkannya suatu kontrak pemerintah.

Di Busan, setahun sesudah undang undang itu dirilis, usaha bunga meredup. Ini mirip persoalan dilarangnya hadiah atau parsel lebaran di Indonesia. 

Ketika aturan itu dirilis, begitu banyak keluhan muncul. Namun, proses perubahan terjadi. Orang membatasi diri untuk memberikan hadiah pada peristiwa peristiwa yang mentradisikannya (koreabizwire.com).

Sayangnya, pada akhirnya. Presiden Kim menilai bahwa undang undang itu dianggap terlalu ketat. Ia mengomentari apakah aturan tetap diberlakukan ketika seorang murid SD memberikan bunga kepada gurunya. 

Juga, keluhan muncul dari penjual bunga difloris floris yang telah menjalankan bisnis selama lebih dari 20 tahun. Undang undang membatasi pemberian bunga senilai sekitar US $ 46 dollar saja.

Panduan Internal 24 negara anggota OECD and UN "An International Guide to Anti-Corruption Legislation March, 2019" menuliskan bahwa tak ada aturan yang jelas terkait pemberian bunga sebagai bagian dari kebiasaan dan budaya dengan penyuapan.

Suatu survai " Gifts Or Bribes? Attitudes On Informal Payments In Romanian Healthcare", yang dibuat oleh Andrada Moldovan dan Steven Van de Walle uang dilakukan di Roma menyimpulan bahwa pembayaran secara informal dalam mengakses layanan publik seperti kesehatan biasa di masyarakat negara berkembang. 

Pasien memberikan hadiah kepada dokter, perawat dan staf kesehatan di rumah sakit sebagai ucapan terima kasih atas layanannya sering terjadi. Atas hal ini 80% responden mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan bukanlah suap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun