Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Selain SMI, Siapa Lagi Menteri yang Bicara Soal Korupsi dan Inefisiensi?

5 Desember 2019   17:36 Diperbarui: 6 Desember 2019   09:00 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sri Mulyani Indrawati (Foto ANTARA FOTO/Wahyu Putro))

SMI juga beberapa kali menyebut bekerja sama dengan KPK untuk meningkatkan pembenahan di dalam Kementrian Keuangan, termasuk terhadap adanya isu 'kenakalan' kepala kantor pajak serta berita penyelundupan 'moge' ilegal melalui pesawat Garuda (Kompas, 5 Desember 2019).

Terkait Eric Tohir, ia mulai menunjukkan beberapa langkah, yang dimulai dari pemilihan komisaris Pertamina dan menentukan Ahok untuk membantu meningkatkan efisiensi.  

Juga ketegasan untuk mengkaji BUMN yang ada saat ini.. Seberapa Kementrian BUMN akan menjaga aset dan kekayaan negara dan bangsa kita akan diuji. 

Mengapa SMI Berbeda dengan yang Lain?

SMI memang berbeda (dan istimewa). Tidaklah salah bila SMI terpilih sebagai Menteri Keuangan terbaik versi CNBC Award yang disampaikan kemarin pada 4 Desember 2019.

Meski SMI pernah berada dalam kondisi sulit terkait isu Bank Century di masa SBY, namun tekad SMI untuk kembali ke Indonesia dan menjawab tantangan Jokowi membangun Indonesia dipercaya banyak pihak sebagai alasan terbesarnya meninggalkan posisi penting di IMF dan Bank Dunia.

Secara pribadi, saya melihat SMI punya idealisme besar tentang negeri ini. Langkah-langkah pada reformasi birokrasi dan juga pencegahan korupsi, di samping mendorong aspek sosial seperti kesetaraan gender ada dalam kebijakan anggaran berbasis gender hanyalah sedikit dari upaya yang dicatat.

Beberapa waktu terakhir ini, SMI juga memperingatkan kita akan potensi krisis ekonomi global, dan melemahnya pertumbuhan ekonomi raksasa dunia. 

Ia mencatat pertumbuhan India yang telah terhitung progresif pada angka 4,5% (saja), dan meski Indonesia perlu waspada, namun SMI masih meyakini Indonesia bisa dan mampu mengelola perekonomiannya.

SMI menyebut adanya pola yang tidak beraturan pada perekonomian dunia. Ini perlu dipahami dan dipelajari. Juga, SMI melihat potensi pengaruh kesepakatan Cina dan Amerika serta pemilu Hongkong menjadi aspek yang akan berpengaruh pada perekonomian dunua. 

Jadi, SMI melihat bahwa ketidakpastian global inilah yang menjadi beban berat negara seperti Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun