Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pantaskah Reality Show "Garis Tangan" Jadi Bagian Industri Kreatif?

12 November 2019   21:54 Diperbarui: 14 November 2019   21:04 7331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reality Show Garis Tangan (Foto : Tribunnews.com)

Selain persoalan hidup manusia yang sudah pasti kompleks, dijadikan materi mencari uang dari stasiun televisi, juga mulai terdapat bentuk kekerasan yang dipertontonkan.

Persoalan pribadi yang serius diangkat. Beberapa pihak, khususnya perempuan, yang terlibat pada persoalan itu 'dipaksa' setuju untuk tayang di depan publik.

Beberapa bahkan dihakimi atas dasar keputusan keputusan tuan rumah maupun aktor yang ada di panggung. Juga, mereka dihakimi oleh ratusan penonton di studio dan jutaan penonton di depan TV masing masing.

Saya kemudian mencoba cari tahu tentang program televisi ini. Program reality show ini bergenre misteri dan rupanya merupakan program baru yang diluncurkan oleh ANTV sejak 11 Oktober 2019. Program ini ditayangkan setiap jam 22.000 dengan tuan rumah Uya Kuya.

Media yang mebberitakan menyebutkan "berbeda dengan beberapa reality show misteri yang pernah tayang di ANTV selama ini seperti Karma, Sukma, dan Menembus Mata Batin. Garis Tangan memasukan unsur percintaan atau perjodohan dalam konsep acaranya". 

Untuk itulah, program ini menghadirkan 62 peserta yang terdiri dari 31 perempuan dan 31 laki laki yang dipilih melalui audisi. Mereka akan dicoba jodohkan oleh dua orang ahli, pria indigo Rudi Ruach dan konsultan spiritual Arbi Alfarisi.

Lalu, keduanya akan melihat masa lalu, masa depan, termasuk energi gaib partisipan yang sedang dalam proses perjodohan. Di beberapa media, disebutkan bahwa program dianggap tidak menarik dan tak membawa guna.

Apakah Semua Reality Show adalah Riil ?

Beberapa analisis mengatakan bahwa tak ada reality show yang riil. Banyak apa yang kita tonton di televise dan mengklaim sebagai reality show justru tidak kita temukan dalam sehari-hari. Analis sejenis ini akan mengatakan bahwa reality show tidak riil.

Banyak pandangan, termasuk yang ada di 'opinion outpost' (outpost.com) mengatakan bahwa reality show banyak memengaruhi kerja otak penonton. Ini karena 'reality show' berseri dan biasanya diputar setiap hari. Penonton mendapatkan hiburan yang mirip atau dianggap sebagai kehidupan sehari hari tanpa filter.

Beberapa analis menganggap bahwa reality show sengaja dibuat dengan semangat receh, isi sampah, dan disunting sedemikian rupa sehingga membangun ketegangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun