Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Suku-suku Baru di Masyarakat Sipil dan Sumpah Pemuda

28 Oktober 2019   20:40 Diperbarui: 29 Oktober 2019   07:47 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrsi Polarisasi (Foto :CCO Public Domain)

Dinamika YLBHI dan "anak anaknya" ini memberi warna masyarakat sipil Indonesia.

Setelah tahun 1998 dan kepemimpinan Suharto digulingkan, masyarakat sipil kita terus berubah. 

Perubahan jadi nyata setelah 2014. Ada kesan masyarajat sipil terbelah menjadi suku suku baru karena alasan politik. 

Sejak Pemilu 2014, terdapat suku yang mendukung Jokowi dan juga suku yang mendukung Prabowo. Pemilu 2014 dimenangkan oleh Jokowi, terutama karena Jokowi menunjukkan penolakan atas kolusi antara pemegang kekuasaan dengan pebisnis.

Sementara, Prabowo dianggap masih membawa nilai nilai Orde Baru. Hati para aktivis HAM dimenangkan dengan demokrasi dan melawan sifat otoriter yang diwariskan Prabowo. 

Pemilu 2014 mengerucut dalam polarisasi. Bahkan, dicatat banyak keluarga ataupun perkawinan yang terpecah karena polarisasi yang ada.

Lalu muncullah polarisasi Pilkada Jakarta 2017. Isu Islam- non Islam, juga pribumi - cina menjadi "gorengan" laris. Ahli media sosial Merlyna Lim menyebut dinamika Pilkada 2017 sebagai kebebasan membenci ''freedom of hate'.

Walau debat Pilpres 2019 dianngap tidak terlalu menarik, namun, fanatisme untuk mendukung masing masing Capres sangatlah tinggi. Terjadilah suku 'cebong' sebagai pendukung Jokowi dan suku 'kampret' sebagai pendukung Prabowo.

Sampai dengan sebelum pemilu di bulan April 2019, warga dunia mungkin heran. Bagaimana mungkin warga yang terbelah keras itu tetap dalam suasana damai.

Namun, di bulan Mei 2019 situasi menghangat jelang pengumuman hasil pemilu oleh KPU dan pecahlah apa yang dianggap sebagai demonstrasi yang berbuntut kerusuhan pada 22 Mei 2019.

Kemenangan Jokowi dan Maruf Amin pada Pilpres 2019 dipastikan oleh KPU. Ini diikuti oleh peristiwa romantik Jokowi dan Prabowo di MRT, dan peristiwa Megawati dan Prabowo dalam 'nasi goreng' bersama. Warganet sempat gagu. Namun, itu belum akhir cerita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun