Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mas Joko, Ada Puisi dari Bulak Sumur, dan Mengapa Saya Sulit Percaya Tulisan Denny Siregar

16 September 2019   06:22 Diperbarui: 17 September 2019   01:07 1688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diambil adari pesan Civitas Akademi UGM pada 15 September 2019

Saat ini makin sedikit individu atau lembaga yang memilki kredibilitas dan dipercaya masyarakat. Dan, individu, kelompok dan lembaga pada 5 kelompok di atas, adalah sedikit dari mereka yang masyarakat waras masih percaya. 

Boleh saya dengar pendapat anda, mana yang anda percaya?   Civitas Akademia, putri Gusdur, Mahmud MD, dan KPK tinimbang DPR? Harus saya sampaikan bahwa saya tidak punya rasa percaya pada DPR sedikitpun. Seujung kukupun saya tidak percaya. 

Saya kira RPJMN 2019-2024 perlu serius memasukkan pembangunan politik yang sehat dan profesional. Mengerikan sekali situasi politik kita. Pembayar pajak perlu ketat memantau gerak elit politik. Jangan pernah mau duit pajak kita diacak acak. 

Body Language Never Lies

Satu hal lagi, entah mengapa, di kepala saya terkelebat bahasa tubuh para anggota DPR Fraksi III yang hadir pada saat fit and proper test capim KPK. Juga bahasa tubuh Firli yang terpilih jadi ketua KPK. Masih sempat mereka cekikikan dan ketawa ketiwi, padahal mereka adalah yang mungkin mendengungkan pula soal bahaya Taliban di tubuh KPK. 

Kalau memang ada Taliban di tubuh KPK, tentu ada bahasa tubuh tentang perlunya kondisi emerjensi. Lha wong ada Taliban di KPK kok mukanya seperti sedang bancakan. Itu dilakukan di malam buta, dini hari. Saya memang percaya bahasa tubuh. Bahasa tubuh sulit untuk mengelabuhi. Sudahlah, saya sudah tidak percaya DPR kok masih mendiskusikan mereka. 

Yang saya sedih adalah melihat bahasa tubuh pak Jokowi. Lelah. Kerepotan. Keteteran. Bahkan, beberapa saat terakhir, ada kecenderungan pak Jokowi tidak berhati hati. Pertemuannya yang dianggap bukan dengan orang Papua yang tepat, serta Surpres yang memuat poin yang salah karena menegosiasi sesuatu yang justru tidak ada pada draf revisi UU KPK. Kurang tidur bisa bikin kita salah langkah lho. Ini sering kita alami, khan? Kurang tidur membuat kita jadi seperi zomby. 

Khusus, untuk pak Jokowi, saya tetap mengirim doa. Semoga Bapak diberi kekuatan. Semoga Allah memberikan terang di hati Bapak. 

Bapak adalah manusia terpilih. Sebagai Presiden, Bapak memiliki kekuatan besar. Kekuatan besar itu adalah dukungan masyarakat. Bapak memiliki kesempatan memilih yang terbaik untuk rakyat, dan bukan malah bergandengan tangan dengan DPR yang tidak bisa dipercaya. 

Sudahlah, apalah artinya saya. Seorang pekerja yang bukan ahli radikalisme. Juga bukan ahli politik. Juga bukan pula ahli bahasa tubuh. Juga bukan orang yang punya akses untuk mempengaruhi Bapak. 

Saya hanya warga Indonesia biasa, yang terluka karena dikhinati, yang ogah uang bayaran pajak dan BPJS dipersembahkan untuk rayahan koruptor Indonesia yang terhormat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun