Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

9 Tuntutan Papua Disepakati, Lalu Apakah Kita Kenal Papua?

11 September 2019   08:00 Diperbarui: 12 September 2019   04:18 1252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Papua dalam Transisi (Foto : Dokumentasi Pribadi)

7. Percepatan Palapa Ring Timur Papua.
Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia sepanjang 36.000 kilometer. Proyek itu terdiri atas tujuh lingkar kecil serat optik (untuk wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, dan Maluku) dan satu backhaul untuk menghubungkan semuanya.

Pembangunan Palapa Ring TImur Papua sempat terhenti atau tertunda karena konflik yang terjadi. Ini tentu menjadi penting untuk mendapat perhatian pemerintah nasional. 

8. Pengesahan lembaga adat perempuan dan anak Papua.
Perempuan dan anak Papua memang perlu perhatian pemerintah. Status dan kondisi mereka sering dirugikan oleh pembangunan yang tidak memahami aspek sosial budaya Papua. Juga, perempuan dan anak sering menjadi korban kekerasan yang dilakukan penguasa (negara), masyarakat, adat, maupun keluarga.

Saya telah menuliskan cukup detil pada artikel terdahulu. Lembaga adat perempuan dan anak Papua ini akan penting untuk memastikan bahwa status perempuan dan anak setara di mata negara dan hukum serta hak asasinya terlindungi. Lihat pula catatan saya tentang dampak Otsus, khususnya terkait ekses korupsi dana otsus pada perempuan dan anak. 

9. Pembangunan istana Presiden di Kota Jayapura, Papua.
Presiden mengatakan akan mendiskusikan hal ini dengan timnya. Menurut saya, pembangunan istana ini penting. Ketua DPRD Kota Jayapura mengatakan bahwa istana ini akan membuat Presiden datang ke Papua bukan untuk berkunjung tetapi untuk berkantor.

Saya pribadi melihat pembangunan istana ini selain bersifat politis juga memiliki arti filosofis yang baik. Presiden 'pulang' ke Tanah Papua dan bukan sebagai 'tamu' yang hanya sekedar berkunjung satu dua hari. Papua menjadi rumah Presiden juga. Ini punya makna merangkul, menjadi inklusif. 

Seberapa Kita Kenal Bangsa Papua?
Sensus Penduduk 2010 mencatat jumlah penduduk Papua sebesar 2.833.381, dengan 1.327.498 orang diantaranya adalah perempuan dan penduduk laki-lakinya adalah 1.505.883 laki-laki. Artinya, di antara 100 penduduk laki-laki terdapat hanya sekitar 88 orang perempuan. 

Kita lihat ada ketimpangan rasio penduduk berdasar jenis kelamin. Ketimpangan rasio jenis kelamin ini tampak lebih buruk dari data time series tahun 1995 sampai dengan 2010. Pada tahun 1995, rasio penduduk perempuan terhadap laki-laki adalah 0,96 yang kemudian menurun menjadi 0,90 pada tahun 2000 dan menjadi 0,88 pada tahun 2010.

Beberapa indikasi ketidakseimbangan rasio jenis kelamin di perkampungan pada umumnya disebabkan oleh kematian prematur perempuan (dibanding laki laki) yang disebabkan oleh tingginya kematian ibu hamil melahirkan, penyakit infeksi dan parasit serta adanya kecenderungan meningkatnya pertumbuhan kasus HIV/AIDS di antara perempuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kasus di antara kelompok laki-laki.

Di perkotaan, ketidakseimbangan jumlah penduduk perempuan dan laki-laki mendapat kontribusi dari adanya migrasi penduduk karena alasan pekerjaan yang tidak mengikutsertakan istri atau anggota keluarga.

Tidak seimbangnya rasio penduduk berdasar jenis kelamin tersebut membawa dampak pada beban kerja perempuan, khususnya di kalangan rumah tangga di perkampungan yang mayoritas bermata pencaharian di bidang pertanian. Ini karena hampir semua pekerjaan di rumah dilakukan perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun