Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Milenial, Perangkap dan Penjara Narkoba

23 Agustus 2019   01:57 Diperbarui: 23 Agustus 2019   10:38 1365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Asesoris Spion (Foto : Dokumentasi Pribadi)

"Apa saja bu. Saya ingin sukses. Saya ingin punya bisnis laundry. Juga bisnis yang lain. Saya ingin sukses."

Saya tanyakan apakah dengan ia berangkat pagi pulang malam ia sudah bisa cukup dapat uang dari mengendarai taksi online.

"Wah belum bu. Saya hanya bisa menghidupi diri sendiri. Tapi kan saya harus memikirkan orangtua. Mereka sama sekali tidak bekerja setelah pailit. Juga adik saya sedang kuliah di tahu terakhirnya. Saya berdoa bu. Saya tidak berani tinggalkan sholat. Sekarang saya ingin bangkit dan berhasil. Saya ingin  diberi kesempatan kedua".

Trenyuh saya mendengarnya. Saya berdoa sungguh sungguh untuk kesuksesannya. Sungguh.

Di akhir perjalanan, saya mengecek padanya apakah saya boleh menuliskan kisahnya. Ia menjawab, "Silakan bu, bila ini bisa bermanfaat untuk orang lain". Saya sampaikan bahwa saya tidak akan memotret dan menuliskan namanya, untuk kerahasiaan.

Kami saling berterima kasih dan mengucap salam ketika berpisah.

Duh.. Obrolan ini mengganggu kepala saya. Ada trenyuh. Ada khawatir. Ada rasa putus asa. Ada rasa kagum. Ada harapan. 

Kematian Milenial karena Narkoba

Tampaknya, milenial memang sasaran tembak pedagang narkoba. Data resmi yang dipaparkan ke publik oleh Badan Narkotika Nasional (BNN), Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan hingga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) patut digarisbawahi oleh semua pihak.

Sayangnya, tidak terdapat data yang pasti tentang jumlah pengguna narkoba saat ini.

Data KPAI pada Maret 2018 menunjukkan bahwa dari 87 juta populasi pada usia kelompok anak, sekitar 5,9 juta telah merupakan pecandu narkoba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun