Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

'The Other Pair', Film Berdurasi Sebatang Rokok, dan Kisah Pengorbanan Gandhi

11 Juli 2019   16:34 Diperbarui: 12 Juli 2019   07:55 1280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdapat pelajaran lain dari peristiwa Gandhi itu, yaitu soal kemampuan mengikhlaskan dan tidak terikat pada suatu status dan kebendaan atau kekuasaan, atau sering disebut 'non attachment'. Kita bisa bebas ketika kita tidak terikat selalu pada suatu kebendaan.

Bila seseorang terikat selalu pada sepatu, maka perjalanan berkereta api ataupun perjalanan hidupnya akan terus terganggu. Ini tentu akan membawa pada beban batin, kemarahan, tak berguna, dan tanpa harapan. Ini membuat menguras enerji positifnya.

Bagi Gandhi, melepaskan sepatunya membuat ia tidak terikat pada sepatu dan persoalan ganjilnya sepatu itu. Gandhi bisa ikhlas dan bahkan 'move on' untuk sisa waktu dan hidupnya. Ia menemukan kemerdekaan dan keleluasaan untuk meneruskan hidupnya.

Dalam situasi kemacetan di jalanan Jakarta, pengorbanan seseorang dengan jalan memberikan jalan kepada orang lain akan membawa manfaat bukan hanya bagi orang yang memiliki kendaraan yang ia berikan jalan, tetapi kendaraan lain dan juga kendaraannya.

Pada peristiwa lain semisal Pemilu Presiden kita, saya membayangkan apa yang Gandhi akan lakukan. Bila Prabowo dan Sandi, paslon yang kalah legowo dan memberikan ruang bagi paslon menang, Jokowi dan Ma'ruf Amin, untuk 'merangkul' sisa warga pendukung paslon yang kalah akan membuat bangsa ini utuh dan bersatu kembali menjalankan fungsi berkebangsaan.

Seseorang bisa terikat pada harta dan mimpi serta ambisi. Kehilangan pada harta, mimpi dan ambisi itu membuat patah semangat. Menangisi dan terus memikirkan kehilangan itu akan membuat kita pada situasi buruk dan murung. Dan, ini akan menhilangkan kesempatan pada sejuta kemungkinan yang bisa didapatkan.

Gandhi memang guru bijak. Bukan kisah ini saja yang bisa menjadi contoh. Banyak hal dalam biografinya "The story of my experiments with truth", terbitan Navajivan Publishing House, sangatlah kaya pesan.

Otobiografi berisi 168 bab itu mengupas percobaan Gandhi dalam menyiasati hidupnya sebagai vegetarian. Ia mengikuti pesan ibunya untuk tidak makan daging. Ia tergiru makan daging. Tapi bukan hanya soal tidak makan daging yang Gandhi bagi dalam bukunya. 

Ia membagi pengalaman tentang perdebatan dan pergumulan batinnya dalam hal kebenaran dan kejujuran, untuk melihat begitu banyak aspek kehidupan. Masa kanak kanaknya, pengalamannya menjadi bagian dari perkawinan anak, 'bermain' sebagai suami yang masih kanak kanak, masa SMA, dan perjuangan mendapatkan pendidikan tinggi di London, menyiasati tiadanya uang untuk hidup di kota mahal, pertentangan batin atas kesetiannya kepada istrinya, dan melawan budaya poligami, dan begitu banyak pengalaman di masa usia lanjutnya adalah pengalaman bermartabat yang kita bisa belajar.

Terkait pengorbanan, ia menemukan bahwa mengatasnamakan suatu pengorbanan dengan menyakiti makhluk hidup bukanlah pengorbanan. Pengorbanan manusia mestinya menempatkan dirinya sebagai makhluk yang terhormat dengan tidak menyakiti mankhluk lainnya. Ini muncul karena dalam Hindu terdapat pengorbanan dalam bentuk hewan. 

Baginya, pengorbanan manusia adalah mengalahkan ego dan keinginan pribadi dan memberikan manfaatnya untuk kebaikan di atas bumi bagi makhluk hidup dan manusia lebih luas. Itulah arti pengorbanan yang membersihkan diri manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun