Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Puasa Ramadan, Lebaran, dan Puasa Plastik?

4 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 5 Juni 2019   07:48 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara, konsumsi kantorng plastik sekali pakai di Indonesia tinggi, sebesar 9,8 milliar buah kantong kresek pertahun. Ini adalah nomor dua penyumbang sampah plastik setelah Cina.

Upaya Pengurangan Konsumsi Kantong Plastik Belanja

Sebetulnya ada berita gembira tentang alternatif penggunaan bungkus plastik. Ini ada di pasar swalayan Bintang di Bali pada bulan April 2019 yang lalu. Karena hiruk pikuk pasca Pemilu 2019, berita ini tidak terlalu terdengar. Memang, pasar swalayan tersebut belum mengganti semua bungkus plastik, namun paling tidak, pasar swalayan ini memberlakukan bungkus daun pisang untuk mengemas sayuran segarnya. 

Daun pisang kemasan sayur di Bintang Supermarket Bali (Facebook Bintang Supermarket Bali)
Daun pisang kemasan sayur di Bintang Supermarket Bali (Facebook Bintang Supermarket Bali)
Kompas.com menuliskan berita berdasar pantauan pada Facebook dan wawancara dengan manajemen Bintang Supermarket pada 26 April 2019. Supermarket ini memperkenalkan daun pisang sebagai kemasan sayur dan produk segar, untuk gantikan plastik. Ini dilakukan secara bertahap dan dimulai sejak Januari 2019.

Agar konsisten, Bintang Supermarket di Bali juga tidak menjual sedotan plastik dan juga styrofoam. Pihak Bintang Supermarket menilai penggunaan daun pisang dapat merupakan alternatif paling mudah dan efisien dalam konteks Bali. Tali yang dipakai juga tali bambu. Ini karena keduanya mudah didapat di semua wilayah Bali dan berharga murah. 

Apa yang dilakukan Bintang Supermarket ini adalah respons perusahaan kepada Peraturan Gubernur Bali yang membatasi penggunaan kemasan plastik sekali pakai pada Desember 2018.

Ini dapat dilakukan setelah proses konsultasi dengan masyarakat melalui media sosial yang diundang untuk mengidentifikasi alternatif plastik kresek yang menjadi persoalan lingkungan.

Penggunaan daun untuk kemasan makanan telah lama dipraktekkan di Indonesia. Referensi lengkap bisa diperoleh pada Wikipedia.id. 

Sego Pecel bu Ida (bocahjajan.com)
Sego Pecel bu Ida (bocahjajan.com)

Dalam khazanah kuliner Jawa dikenal teknik-teknik prmbuatan kemasan dengan daun, dengan beberapa contoh antara lain:

  • pincuk (pengganti piring untuk wadah makanan berkuah, terbuka, biasanya untuk nasi liwet, pecel, dan sate)
  • pinjung (pembungkus makanan berkuah, tertutup, untuk bothok, meniran)
  • takir (pengganti mangkuk untuk wadah makanan berkuah, terbuka, biasanya untuk jenang)
  • terpelang (pembungkus satuan nasi atau ketan, tertutup)
  • tum (pembungkus untuk wadah makanan berkuah, tertutup)
  • samir (alas makanan berbentuk lembaran)
  • sudi (alas makanan kecil, wadah jajanan)
  • sudu/siru/suru (potongan memanjang daun pisang untuk digunakan seperti sendok)
  • sumpil (pembungkus berbentuk segitiga, biasanya untuk mengemas tempe)

Garang Asam bungkus Daun Pisang (diahdidi.com)
Garang Asam bungkus Daun Pisang (diahdidi.com)
Daun pisang yang digunakan untuk kemasan biasanya adalah daun pisang yang telah sempurna. Untuk kemasan penganan, terdapat beberapa contoh penggunaan, antara lain Lemang, Lemper,Lepat, Lontong, Tempe, Nagasari, Nasi Kucing, Nasi Bungkus,  dan lain lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun