Mohon tunggu...
Leya Cattleya
Leya Cattleya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - PEJALAN

PEJALAN

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Fesyen dan Botol Plastik Bekas Pakai

23 Maret 2019   20:40 Diperbarui: 24 Maret 2019   13:39 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk jaket musim dingin Everlane yang terbuat dari botol plastik bekas kemasan air minum (Everlane)

Sekitar tiga tahun yang lalu, saya menengok anak saya yang sedang bersekolah di Inggris atas biaya pemerintah Indonesia. Ketika hendak mencari oleh-oleh untuk beberapa sahabat, saya senang mendapati sesuatu yang unik. 

Sepotong "Scarf' yang terbuat dari 2 botol plastik bekas. Itu tertulis di label sebelah belakang. Produk itu "Knot Wrap by Lush". Merek scarf itu adalah Lush. Ini bukan iklan, tetapi saya hendak menunjukkan betapa unik scarf tersebut. Sahabat saya menyukai oleh-oleh itu, terlebih karena ia saat itu bekerja untuk proyek tentang ekonomi hijau.

Saya melakukan pencarian di google dan ternyata memang merek tersebut memproduksi begitu banyak scarf yang terbuat dari botol plastik bekas yang berasal dari laut. 

Lush bekerja sama dengan beberapa desainer terkenal dan membuat opsi. Produk "Knot Wrap by Lush" memang diciptakan sebagai hadiah dengan 2 opsi, scarf terbuat dari katun organik atau berbahan 2 botol plastik.

'Scarf berbahan 2 Botol Plastik Bekas Air Mineral (Lush)
'Scarf berbahan 2 Botol Plastik Bekas Air Mineral (Lush)
Lush memang salah satu perusahaan yang punya komitmen tinggi pada lingkungan. Selain scarf itu, ia memproduksi banyak produk berikut bungkus dan kemasan dari bahan yang berkelanjutan dan dapat didaur ulang. Juga, perusahaan menjalankan sertifikasi fair trade. Artinya setiap pekerja yang ada di rantai nilai mendapatkan hasil yang adil dari perdagangan tersebut. 

Dalam penjualan semua produknya, terdapat sejumlah nilai yang didedikasikan kepada proyek regenerasi hutan dan pertanian regeneratif bagi petani petani di Uganda, Peru, Guatemala and Arizona. Misalnya, Lush telah menanam 50.000 pohon kelapa di Guatemala dan Uganda. Mereka menyebut misi ini sebagai pembelian beretika. Ini membuat saya cinta berat pada Lush. 

Scarf terbuat dari 2 Botol Plastik Bekas Kemasan Air Mineral (Lush)
Scarf terbuat dari 2 Botol Plastik Bekas Kemasan Air Mineral (Lush)
Memang, tuntutan pada pengurangan konsumsi air minum dalam botol plastik terus meningkat. Ini dapat dimengerti. Dengan makin meningkatnya konsumsi air mineral dalam botol plastik, makin meningkat pula sampah botol plastik yang kita ciptakan. 

Saat ini diestimasikan terdapat sekitar 1 juta botol plastik dipakai dan dibuang per menitnya. Dengan adanya estimasi peningkatan konsumsi air minum mineral sebesar 20% sampai tahun 2021 maka dapat kita bayangkan persoalan sampah botol plastik yang kita ciptakan. Kelompok lingkungan menjadi makin gelisah dengan kemungkinan makin meningkatnya sampah botol plastik di laut laut kita.

Euromonitor International's global packaging trends mengestimasikan botol plastik akan meningkat menjadi 583,3 juta di tahun 2021. Dari sisi lingkungan ini mengerikan. Terlebih National Geographic mengatakan bahwa 91% botol plastik tidak bisa didaur ulang. Ngeri ya?!

Menyikapi hal ini, beberapa perusahaan mulai mencoba penggunaan botol plastik air minum sebagai bahan fesyen. Inggris adalah salah satu negara yang serius untuk mengurangi penggunaan botol plastiknya. Lush adalah salah satu perusahaan yang terkenal.

Kita selanjutnya menemukan lebih banyak merek produk fesyen yang juga menggunakan botol plastik bekas kemasan air minum yang didaurulang sebagai bahan materinya. Sebut saja Everlaine, Adidas, Timberland, dan H&M, dan Everlane, misalnya memproduksi baju baju hangat dari bahan botol plastik bekas kemasan air minum dalam materi produknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun