Mohon tunggu...
Levi William Sangi
Levi William Sangi Mohon Tunggu... Petani - Bangga Menjadi Petani

Kebun adalah tempat favoritku, sebuah pondok kecil beratapkan katu bermejakan bambu tempat aku menulis semua rasa. Seakan alam terus berbisik mengungkapkan rasa di hati dan jiwa dan memaksa tangan untuk melepas cangkul tua berganti pena".

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teruntuk Saudaraku di Tanah Papua

19 Agustus 2019   18:29 Diperbarui: 19 Agustus 2019   18:47 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : liputan6.com

Teruntuk saudara kami dibumi cendrawasih.
Kami tahu kalian marah, kami tahu kalian merasa terhina. Namun percayalah bahwa tak semua berpikiran sama.. Masih ada sebagian besar kami yang senantiasa mengasihi sesama. 

Tinggalkanlah panas hati, karena dalam emosi diri sama sekali tak akan ada solusi.
Jika kalian marah akan teriakan Rasis oleh para bedebah yang telah hilang rasa saling mengasihi. Namun janganlah kalian balas itu dengan balik menghakimi mereka yang berjuang mencari nafkah. 

Janganlah Menghakimi mereka yang disana yang tak tahu apa-apa. Janganlah Menghakimi mereka disana yang sebenarnya telah menganggap kalian juga adalah saudara. 

Jangan hanya karena mereka yang sembarang berkata lantas kalian anggap kami semua adalah sama. 

Jangan hanya karna kulit kita berbeda warna lantas kalian menganggap hati kami sama. 

Jangan samakan hati kami dengan mereka para pencela warna yang sebenarnya buta warna. 

Mereka yang buta akan warna yang tidak mengerti akan keindahan Indonesia kita yang penuh dengan warna. 

Sebagaimana telah Tuhan lukiskan keberagaman kita dalam Pancasila dan UUD 45.

Bukankah juga Tuhan mengajarkan kita untuk saling mengasihi sesama? 

Percayalah bahwa tidak semua kami beranggapan sama dengan mereka para pencela yang bedebah. Percayalah kami juga sedih melihat kalian dianiaya secara rasa hanya karna warna kulit yang berbeda. Kami percaya bahwa kita semua sama sebagaimana DIA yang mengajarkan kita semua tiada yang berbeda dimata NYA. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun