Mohon tunggu...
Leviana Fadilah
Leviana Fadilah Mohon Tunggu... Jurnalis - seorang perempuan biasa

Hanya ingin terus belajar menjadi manusia seutuhnya.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lulus Sekolah Mau ke Mana?

10 Juni 2020   20:17 Diperbarui: 10 Juni 2020   20:30 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan ini tidak mengandung unsur kiat-kiat mencari lowongan pekerjaan selepas masa sekolah. Namun saya hanya berbagi pengalaman saya dan cerita pengalaman teman-teman saya selama saya dan teman-teman lulus dari sekolah dan mencari pekerjaan. 

Pertama kali yang dilakukan anak sekolah setelah melepas masa putih abu-abunya ialah menentukan "ke mana ia setelah ini?"  ada yang langsung mencari banyak universitas untuk melanjutkan hidupnya, ada juga yang berfokus untuk mengejar karir.  

Saya adalah salah satu dari perempuan pekerja yang tidak langsung mengambil jalur untuk berkuliah, meski begitu saya tetap mengikuti SBMPTN, pada kenyataannya rezeki saya belum didapat pada tahun lalu, saya tidak lulus. Tapi saya tidak bersedih karena saya langsung mencari dan mendapatkan pekerjaan. 

Selepas saya melepaskan masa putih abu-abu, saya tidak langsung beristirahat. Tetapi saya langsung mencari pekerjaan, membuat cv dan melamar ke berbagai tempat. Saya diterima disebuah Kedai Kopi dan disitulah saya melihat secercah "ke mana tujuan hidup saya setelah ini?" . 

kawan-kawan saya bercerita kepada saya tentang mereka yang kesulitan mencari pekerjaan. Ada yang masih tetap beristirahat di rumah, ada juga yang hanya kuliah saja. Ada juga yang tak gentar mencari pekerjaan . 

Seorang guru ketika itu pernah berkata kepada saya "ngapain sekolah tinggi-tinggi tapi tetap kerja di indomaret"  ada juga kawan saya yang berkata seperti ini "ah, gue lulus gampang nyari kerja. Jadi gojek aja, enak gak terkekang".

Selain itu ada lagi yang berkata seperti ini "gue harus fokus satu ga bisa dua, jadi gue fokus kuliah" di samping itu ada kawan saya lagi yang berkata "kalo gue gak kerja, yang ngehidupin nyokap bokap di rumah siapa? apa aja gue jalanin yang penting halal".  

Telihat bukan bahwa perkataan guru tersebut sangat meremehkan sebuah pekerjaan, kawan saya yang terlalu menggampangkan sebuah kehidupan dan terlalu berpasrah pada keadaan, juga seseorang yang berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. 

Ada beberapa kawan saya yang selepas lulus langsung mendapatkan pekerjaan kantoran. Beberapa kawan saya bercerita kepada saya bahwa mereka iri. Iri karena teman saya mendapat gaji yang jauh lebih besar daripada mereka. 

Yang lainnya berlomba-lomba mencari pekerjaan dengan gaji UMR berharap hidup mereka akan berubah dengan gaji yang layak dan cukup. 

Di satu sisi, siapa yang tidak mau mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang besar? siapa yang tidak mau memebeli apapun yang ia mau dalam hidup ini? siapa yang tidak mau hidupnya berubah? semua mau, semua berlomba-lomba .. sampai lupa, sebenarnya yang ia cari apa?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun