Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biarlah Rindu Tetap Menyala

28 Januari 2023   19:32 Diperbarui: 28 Januari 2023   19:37 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biarlah Rindu Tetap Menyala

Ruang hati terasa kosong dan hampa
Setelah kepergian sang pujaan hati
Meninggalkan aku  sendiri
Berteman sepi
Hari-hari tanpa rayuan cinta
Tiada lagi tempat untuk bermanja-manja

Mendung menyelemuti wajah yang ranum
Tiada lagi warna pipi merah merona
Bersama denganmu waktu cepat berlalu
Kini kehangatan itu hanya masa lalu

Rindu yang tak kunjung padam
Sehingga mentari berulangkali tenggelam
Dalam pekat malam bias rembulan menyelinap
Sekita aku merasa kau berada di sampingku

Memegang pundakku perlahan dan sorot mata teduh memandang memberi isyarat. Tetaplah kuat dan tegar. Lalu senyum yang hangat terbersit di wajah yang syahdu. Hanya pelukan dingin yang kurasakan. Benar saja terasa dingin sebab di dua alam yang berbeda. Padahal rencana itu sudah matang. Jika aku dan kau sudah pensiun. Berdua denganmu pergi ke kampung halaman. Berisitirahat di sana penuh dengan ketenangan. Masa tua menikmati alam yang indah dan sejuk.

Banyak rencana yang ingin aku lakukan bersamamu. Semua tinggal rencana. Kepergiaan yang mendadak. Hingga membuat aku histeris. Tanpa pamit engkau pergi ke rumah Bapa di sorga. Aku sendiri di alam fana. Apakah bisa menjadi bapak dan ibu sekaligus untuk putri semata wayang. Rasanya raga ini sudah tidak bisa berdiri tegak. Aku ingin kekasih kembali. Menjemput aku agar kita bisa bergandengan tangan lagi.

Kekasih aku tidak bisa menahan rindu yang menggebu. Baru sehari, apalagi nanti di hari berikutnya. Jiwaku kosong, ingin berlari mengejarmu. Namun aku ingat janji yang dulu pernah diucap.

"Bila nanti salah satu diantara kau dan aku duluan ke rumah abadi. Berjanjilah tetap kuat dan tegar demi buah hati semata wayang."

Janji itu mengikatku untuk selalu kuat dan kokoh. Gelombang badai ini segera berlalu. Air mata terus mengalir. Aku belum siap dan rela. Kekasih dalam kesendirianku tetaplah kau hadir meskipun itu hanya mimpi. Temani aku agar bisa tetap semangat. Menemani buah hati untuk meraih bintang yang bersinar.

Aku harus bisa menjadi nahkoda. Mengemudi kapal yang hampir tenggelam. Yah dengan kekuatan doa, serta cinta yang paling dalam. Aku pasti bisa melewati ini semua. Kekasih biarlah rindu selalu ada. Biarlah tetap menyala meskipun tak mungkin engkau kembali.

Turut berdukacita buat rekan kerja. Tetap kuat dan tegar Tuhan memberkati Amin.

 28 Januari 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun