Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kado untuk Guru, Haruskah?

2 Juli 2022   11:11 Diperbarui: 2 Juli 2022   11:46 2754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar dokpri

Kado untuk Guru Haruskah?

Memberikan kado untuk guru atau wali kelas pada saat kenaikan kelas atau hari penting lainnya hal yang wajar. Tidak semua guru memiliki gaji besar. Apalagi guru honorer di swasta maupun di negeri. Gaji guru honorer rata-rata di bawah UMR. Namun apabila guru PNS itu memang gaji pokok sudah UMR di tambah lagi tunjangan lainnya. Guru honorer bahkan BPJS ketenagakerjaan saja tidak punya.

Namun di balik semua serba kekurangan itu rezeki ada saja. Guru honorer tetap bisa makan bahkan menyekolahkan anaknya. Gaji pas-pasan selalu diberkati dan dicukupkan.

Guru berwibawa, kharisma dan ikhlas. Menjadi guru adalah panggilan jiwa. Mendidik dan membimbing anak-anak tanpa pamrih. Tanpa mengharapkan imbalan. Suatu kebanggaan tersendiri jika anak didik berhasil dalam pendidikan.

Suatu kepuasan orang tua apalagi anaknya mendapatkan perubahan yang  drastis. Dari anak yang tadinya banyak ketinggalan pelajaran dengan bimbingan guru sang anak bisa mengejar ketinggalan pelajaran. Terkadang ada saja anak yang tidak mau belajar dengan orang tua. Lebih percaya sama guru daripada orang tua. Orang tua tidak sabaran, jika guru lebih sabar karena mendidik anak orang lain.

Keberhasilan guru membimbing anak-anak. Orang tua cenderung memberikan kado pada saat penerimaan rapot. Baik itu semester 1 maupun 2. Bahkan di hari ulang tahun guru juga mendapatkan kado.

Apalagi saat pandemi, orang tua diuji mengajar anak di rumah. Setiap orang tua mengeluh. Kapan bisa masuk sekolah?

Anak-anak susah dibimbing di rumah. Yang ada membuat orang tua darah tinggi. Anak setiap hari kena marah. Lebih baik gurunya saja yang membimbing. Ketika anak sudah tatap muka. Perubahan drastis. Anak-anak senang, tidak kena marah lagi.

Pekerjaan orang tua lebih ringan. Pulang sekolah tinggal mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah. Menyadari guru itu hebat bisa membimbing anak-anak menjadi lebih baik. Membuat orang tua ingin memberikan hadiah kepada guru. Dibandingkan dengan jasa-jasa guru hadiah itu tidak terlalu berarti.

 Kemudian grup orang tua mengumpulkan uang untuk membelikan barang berharga berupa emas untuk guru. Buat kenang-kenangan.

Orang tua kelas si sulung membelikan kado anting-anting emas. Dikumpulkan secara dadakan secara sukarela. Lain lagi dengan kelas si bungsu. Kelas si bungsu ada uang kas sepuluh ribu per bulan. Dengan uang kas dibelikan mas batangan untuk kenang-kenangan buat guru.

Sebagai orang tua ada rasa senang dan bahagia bisa memberikan bingkisan untuk guru

Memberikan kado untuk guru memang bukan keharusan. Cuma orang tua merasa berterimakasih kepada guru. Akhirnya memutuskan untuk memberikan kado untuk guru. Bukan paksaan memberikan kado. Terkadang ada saja orang tua tidak sempat membelikan kado akhirnya memberikan amplop berisi uang.

Apa alasannya orang tua memberikan kado untuk guru?

 1.  Agar guru lebih bersemangat lagi untuk mencerdaskan anak bangsa.
 
 2. Sebagian guru memiliki gaji kecil terutama guru honorer yang gajinya di bawah UMR.

 3.  Dengan kado atau amplop dari orang tua guru bisa merasakan kenyamanan. Misalnya: orang tua memberikan kado sesuai kebutuhan guru. Membuat pengeluaran guru berkurang. Sangat membantu karena gaji guru yang minim.

Jadi memberikan kado untuk guru bukan keharusan cuma kesadaran orang tua. Menyadari guru sangat banyak membantu anak-anak meraih ilmu buat bekalnya nanti di masa depan.

Memberikan kado untuk kenang-kenangan. Apalagi memberikan kado yang terbaik untuk guru. Membuat guru bahagia. Perhatian orang tua setimpal dengan perhatian guru selama setahun membimbing anak-anak menjadi lebih baik.

Perasaan bahagia bila bisa memberikan sesuatu untuk guru atau wali kelasnya.  Begitu juga guru yang mendapat kado dari orang tua, binar bahagia terpancar di wajahnya. Itu yang saya rasakan sejak 7 tahun yang lalu. Mulai menyekolahkan anak dari TK sampai sekarang menginjak kelas 6 si sulung.

Demikian pengalaman saya sebagai orang tua yang menyekolahkan anak-anaknya.

Bekasi, 30062022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun