Sarung Batik Bercorak Merak
Di sebuah desa tinggallah nenek dan cucu di sebuah rumah gubuk.
"Cucuku Andara, mungkin Eyang tidak bisa terlalu lama menemanimu lagi," Eyang terbatuk-batuk menahan sakit.
"Eyang Putri jangan tinggalkan aku, nanti siapa lagi teman di rumah ini." Andara berumur 8 tahun tidak terima Eyang Putri pergi jauh dan tak kembali.
"Cucuku, aku sudah tidak kuat," Eyang Putri sudah mulai sesak, bernapas pun mulai satu-satu.
"Eyang Putri, tunggu ya, aku ke rumah Pak Haji Harto dulu!" Andara mulai melangkah tetapi Eyang Putri sudah memanggil dengan lirih.
"Andara cucu Eyang satu-satunya, mendekatlah!" Eyang Putri memanggil Andara.
"Iya Eyang," Andara menghampiri Eyang Putri dengan wajah cemas karena melihat Eyang sudah kesusahan karena batuk .
"Eyang punya sarung batik ada di dalam lemari yang bercorak ungu bergambar burung merak."
"Iya Eyang Putri," Andara segera mencari sarung batik dan memperlihatkan ke Eyang.
"Sarung batik ini kelak menemanimu bertemu dengan Bapak dan Ibumu. Setelah Eyang pergi segeralah cucuku pergi ke arah selatan rumah kita.