Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hati Dibalut Dengki

24 Oktober 2020   13:45 Diperbarui: 24 Oktober 2020   14:16 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sumber gambar

https://pin.it/2LKlmvF

Hati Dibalut Dengki

"Teh, aku ingin ngobrol serius , ada waktukah," Jumira menelpon aku suatu sore ketika aku sedang menggosok baju.

"Boleh, di tempat kita biasa ya, di mall itu.
"Ok, jam berapa?"
"Jam enam sore ya, sehabis mahgrib. Soalnya suamiku baru pulang biar ada teman anak-anak di rumah.

Dunia memang penuh dengan berbagai wajah dan karakter. Begitu juga yang aku hadapi. Aku awalnya hanya ingin menolong, kebetulan ada padaku.

"Hai, Teh Zahra, aku sudah di cafe coffe tempat kita biasa."
"Oh iya, aku juga sudah mau sampai."
Tidak berapa lama aku berjalan, akhirnya menemukan Jumira sudah duduk di cafe Coffe Temaram.

"Mau pesan apa!" Jumira menawarkan menu makanan yang tersedia di meja.
"Samakan saja denganmu."
"Ok, aku pesan Coffe sama rotinya ya."
"Iya, silahkan."

"Bagaimana kabarnya Teh Zahra?"
"Baik, kamu bagaimana?"

"Ini dia yang aku mau cerita padamu."

"Kami lagi kusut, usaha semuanya pada bermasalah, dan kontrakan murah serta kios sudah habis. Bingung cari uang kemana lagi. Sekitar 25 juta. Apakah Teh Zahra bisa menolong kami. Aku mohon, saya sudah bingung pinjam kemana," Jumira sudah mulai menangis wajahnya menghiba. Membuat aku tidak tega, bagaimana bila posisiku seperti dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun