Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Kamar 13

8 Oktober 2020   17:35 Diperbarui: 8 Oktober 2020   17:40 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Saigon Dragon Studios via Pinterest


Di persimpangan jalan menuju villa Kasmaran bertemulah Khrisna dan Elang.

"Lho, dirimu juga menyukai tempat ini?" Khrisna merasa tidak percaya dengan matanya sendiri melihat langsung Elang juga mau mengikuti jejaknya.

"Emang salah kalau aku juga suka tempat seperti ini," Elang tidak mau kalah, dia tidak mau dipojokkan oleh Khrisna. Menyukai villa Kasmaran untuk melepaskan pikiran kusut sambil menikmati pemandangan yang aduhai berseliweran di kolam renang. Selain suasana sejuk bisa membuat pikiran kembali segar. Dan tulisan-tulisan mengalir lagi lebih dahsyat.

"Tidak apa-apa juga sih, bebas kok siapa pun yang menginap di sini." Khirsna akhirnya mengalah saja, biasalah, Elang bila diajak debat ada saja jawabannya.

Senja berganti malam, mereka pada masuk ke kamar masing-masing, sambil melepaskan lelah, mandi dan rebahan. Sebentar lagi selepas maghrib mau makan dulu yang telah disediakan di restoran villa itu.
Villa Kasmaran sangat luas, seperti biasanya banyak orang yang berlibur menikmati akhir pekan.
Bahkan tadi sore ada beberapa mobil turun wanita-wanita cantik. Mereka sepertinya mengadakan pelatihan untuk menjadi pramugari.

Kamar mereka dekat dengan kamar Elang dan Krisna. Elang kamar 14, Krisna kamar 15.

Rombongan pramugari itu mulai memasuki kamar masing-masing.

Setelah mahgrib semuanya pada turun ke restoran yang terdapat di lantai utama villa Kasmaran.

"Akh, aduh," seorang gadis cantik mengaduh gara-gara Elang tanpa sengaja menabraknya karena sibuk melihat ponselnya.

"Ma ...  af Elang terbata-bata, karena yang ditabraknya adalah seorang gadis cantik berperawakan mungil, kulit putih mulus, rambutnya panjang sampai pinggang terurai, lehernya jenjang. Wajah dihiasi dengan bibir seksi, hidung seperti pahatan mancung sesuai dengan wajahnya, bibr merah delima, pengen dikecup. Ada satu lagi lesung pipinya menambah sempurna penampilan gadis itu.

"Maaf kan aku, Elang mengulangi lagi keterpanaanya pada gadis itu membuat dia lupa apa yang mau dia ucapkan.
"Iya tidak apa-apa, Mas." Gadis itu masih memberikan senyum walaupun masih ada terasa sakit di bahunya bekas ditabrak oleh Elang. Tidak terlalu sakit memang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun