Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Kisah Buku di Hidupku

24 April 2020   14:44 Diperbarui: 24 April 2020   15:02 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Buku Sedunia tanggal 23 April. Buku adalah jendela dunia. Tanpa buku rasanya hampa. Sedari kecil semenjak bisa baca. Saya suka membaca buku cerita. Jangankan buku cerita, buku bahasa Indonesia yang ada ceritanya berulang kali saya baca.
Bahkan ada rasa kehausan bila tidak membaca buku cerita. Kalau zaman saya SD hanya kenal buku cerita dan pinjamannya e perpustakaan sekolah.

Setelah tamat SMP, teman-teman ternyata banyak yang suka baca bahkan mereka juga sudah mengenal novel genre dewasa. Tapi awal-awal SMP banyak baca majalah gadis antara lain , Anita Cemerlang, Gadis, Aneka. Selain itu teman-teman punya koleksi novel silat Wiro Sableng. Rajawali Sakti. Semua saya lahap. Mata berbinar-binar serasa dapat lotre jika berhasil membujuk teman agar meminjamkan buku novel mereka. Saya kerajingan membaca apalagi jika itu bentuk novel. Sayang tidak ada cukup uang untuk beli bukunya terpaksa deh mengeluarkan jurus memelas kepada teman-teman yang punya koleksi.

Tamat SMP lanjut ke SMA tetap saja masih suka membaca, masih modal meminjam buku, belum ada uang saku lebih. Kadang novel yang saya baca, Oppung juga ikutan bahkan dia kerepotan bercerita tentang isi novel. Mengingat itu kadang tersenyum sendiri. Saat itu Oppung masih berumur 75  tahun matanya masih bisa membaca. Oppung juga suka membaca, apa saja ketemu,  Alkitab, koran, dan kadang majalah saya dan novel. Makanya Oppung tidak ketinggalan zaman. Padahal dia hanya tamat SD buta huruf, bahkan tulisannya saja ejaan lama.

Kesukaan saya lanjut terus hingga lulus SMA, karena sempat menganggur setahun kala itu. Sebelum merantau saya sempat kursus menjahit di kota Siantar. Wah ketika pulang, saya menemukan ruang baca, menyewakan buku novel dan lain- lainnya. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Serasa menemukan harta karun. Saya menyisihkan jajan untuk menyewa novel silat Wiro Sableng dan Rajawali Sakti. Masih penasaran ketika SMP tanggung cerita selanjutnya tidak lengkap. Akhirnya balas dendam begitu menemukan penyewa buku bacaan.

Ketika merantau walaupun sudah bekerja tetap saja keranjingan membaca terus saja menyatu di sanubari. Belum mau beli buku sih karena buku mahal. Suatu ketika saya jalan- jalan ke pasar Senen. Ternyata banyak novel bekas seharga 5 ribu. Nah kalau ini saya nekat beli sampai 20 buku. 

Rencananya mau buat taman baca kala itu. Tapi tidak berjalan lancar.
Setelah saya kuliah sambil bekerja kesempatan itu ada lagi. Perpustakaan kampus banyak koleksi, saya mempergunakan waktu luang untuk meminjam buku perpustakaan. Tapi namanya buku perpustakaan ada jangka waktunya, yah tidak bisa lama-lama.

Nah setelah selesai kuliah, saya mengajar kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Buku-buku novel banyak bertebaran di perpustakaan. Hampir setiap hari saya mampir. Setiap mampir pasti meminjam buku. Saya paling suka membaca novel romantis. Biar tetap romantis bersama pasangan hati. Ha.... Ha... Ha...

Sekarang malah saya memberanikan diri untuk menulis, puisi dan cerpen. Tinggal cerita bersambung yang belum. Semoga kelak bisa membuat koleksi buku fiksi sendiri.

Sekarang masih mengoleksi buku orang lain. Koleksi saya antara lain adalah Novel Tere Liye dan Agnes Jessica. Dari novel mereka adalah inspirasi saya untuk menulis.

Dokpri
Dokpri
Sekian dulu ya, terima kasih

Erina Purba

Bekasi, 24042020

[Sumber hari buku]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun