Nah, ini yang cukup meributka. Setiap pagi mamanya diminta untuk segera mengirim foto-foto tugas LKS yang sudah dikerjakan. Dalam satu hari, dari pagi sampai malam bisa sampai 3-4 mapel yang dia keejakan. Dan, tugasnya pun cukup membuat dia tidak sempat bermain game. Suntuk? Iya. Berharap ketika pulang ke rumah, dia bisa curi-curi waktu untuk main game. Ternyata nonsen!
3. Lestariningsih
Berbeda kasus lagi. Pengalaman anak saya Ahmad Thariq Dzulkarnain siswa SMP, selama liburan ini dia sama dengan yang lain. Sama-sama mendapat tugas dari sekolah. Tugas disampaikan via whapshap. Jadwal belajar di rumah sama dengan jadwal belajar di sekolah. Jadi dalam sehari dia mendapat tugas antara 3-4 mapel.
Masing- masing mapel mengerjakan LKS yang sudah dia terima sebelumnya. Dikumpulkan dalam bentuk portofolio. Ketika masuk sekolah dia bisa mengumpulkan. Sepertinya santai tetapi serius. Apalagi siang ini cuaca panas. Saking niatnya dia mengerjakan, dia harus mandi 2X pada siang itu. Dia gerah, tidak bisa konsen katanya. Apalagi dengan berat badan 70 kg dengan tinggi badan 163 cm. Cukup membuat kewalahan jika cuaca panas seperti itu.
Kali ini saya tidak terlalu memberi pengaruh kepada Thariq. Mungkin dia sudah mandiri sehingga semuanya terasa lancar. Sesekali dia bertanya apa yang tidak dia mengerti, khususnya mapel Bahasa Indonesia.
Ada yang memacu siswa untuk mau eksis menampilkan keberaniannya di depan kamera mamanya. Sehingga ada nilai plus bagi siswa yakni menumbuhkan rasa PD alias percaya diri. Dia merasa nyaman. Dia merasa tidak ada teman-temannya yang mencemooh ketika melakukan kesalahan seperti yang sering dia temukan di kelas. Yang dia tahu kelasnya saat ini adalah kelas yang asyik dan funky. Kelas milik berdua, yakni dirinya dan mamanya.
Sedangkan pembelajaran dengan teknik dan cara mengumpulkan tugas dalam bentuk portopolio seperti pada contoh ke tiga melatih siswa agar lebih tekun mengumpulkan step by step. Menumbuhkan rasa sabar dan ketelatenan pada diri sendiri. Ada guru atau tidak ada guru. Lama-lama akan Tumbuh sikap jujur pada diri anak.
Ada banyak kelebihan dan kekurangan dengan model pembelajaran pilih. Hanya saja perlu menyesuaikan kondisi dan karakter siswa. Terlebih penting agar target yang diinginkan tercapai dan terukur. Pendidikan senantiasa berkembang dan guru hendaknya dapat mengikutk perkembangan itu. Sehingga siswa dan guru akan selalu seirama dan saling mendukung dalam pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.