Mohon tunggu...
Lestari Ningsih
Lestari Ningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru

Penulis; menulis apa yang dilihat, dipikirkan, dan dirasakan. Memberi inspirasi dan manfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Teresa Nowalk di Hadang Rindu, Buah Simalakama

20 Maret 2020   01:23 Diperbarui: 20 Maret 2020   08:16 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peace Corps adalah lembaga milik AS yg mengirim relawan yang memiliki passion kesenangan untuk memberi pelayanan di luar negeri (luar AS, red) untuk bekerja dengan masyarakat menciptakan  perubahan. Relawan mengembangkan solusi yang berkelanjutan untuk perubahan di bidang pendidikan, kesehatan, perkembangan ekonomi masyarakat, pertanian, lingkungan hidup dan perkembangan kepemudaan. 

Melalui pengalaman relawan dengan Peace Corps  mereka mendapat sebuah pemahaman budaya yang unik serta komitmen seumur hidup untuk melayani. Memposisikan mereka untuk keberhasilan ekonomi global jaman sekarang.

Di Kabupaten Pasuruan ada tiga relawan diantaranya Mr. Vaughn yang sudah hampir dua tahun menjadi relawan di SMKN 1 Grati, Ms. Casey relawan di SMA Yadika Bangil, dan  Ms. Teresa Nowalk di SMKN 1 Gempol. 

Di jawa Timur terdapat sekitar 70 relawan yang menyebar di sekolah-sekolah dijawa Timur. Dari ke 70 sekolah itu pada mulanya masing-masing mengajukan relawan kepada Peace Corps. Surat ajuan akan dipelajari kemudian ditindaklanjuti dengan survei ke sekolah tersebut. 

Teresa merupakan salah satu relawan di SMKN  Gempol. sudah menjadi bagian keluarga besar SMK ini. "Mendapat Ibu asuh yang begitu perhatian adalah sebuah anugerah", begitu kata Teresa. Belum genap 5 bulan Teresa berada di keluarga barunya, dunia punya cerita.

Covid 19 yang pandemi telah merubah endingnya. Mentinya dia menyelesaikantugas sebagai relawannya. Dan kami akan mendapat pengalaman yang banyak darinya. 

Mestinya anak-anak semakin asyik dengan cerita-cerita motivasinya bukan berhenti tiba-tiba seperti ini. Dan masih banyak kemungkinan jika saja Tuhan tidak berhendak lain.

Pembelajaran 14 hari dengan model darling, menyebabkan aktivitas sekolah berpindah tempat di rumah. Berkunjung ke sekolah dihalangi akan kebijakan demi memutus tali penyebaran corona. Rindu yang tidak tersampaikan.  Menikmati sekolah yang luas dengan jajaran trembesi menoreh bau khas di pagi hari. 

dokpri
dokpri
Teresa, jika kau rindu, pastikan memorimu megingat kembali ruang kelas yang berjajar rapi bak barisan membentuk angka ‘Re’. Gedung ‘F’ sebagai pimpinan barisan gedung. Di tengah-tengah lapangan basket masih saja basah. Saksi kaki-kaki siswa yang sering kali ajak bercanda memainkan air genangannya. Suara canda dan tawa mereka masih basah.

Ukirlah rindumu agar terus tertambat. Setiap pagi kau akan mendengar ocehan kami para ibu. Seolah-olah bertemu sanak saudara dari rumah kedua setelah rumah di sana. 

Kalau sudah begitu kalau hanya bisa tersenyum karena bahasa kami campur aduk dengan bahasa Jawa yang tak kau mengerti. Selalu saja kita menyapa dengan, “Masak apa hari ini?!” Sapaan sekaligus ungkapan rindu yang tak perlu disampaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun