Mohon tunggu...
Lesley Tehuayo
Lesley Tehuayo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pattimura Personal blog https://betaleste.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Trip to Hukurila Beach

9 Maret 2021   06:47 Diperbarui: 9 Maret 2021   06:54 1410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Sabtu kemarin, kami satu indekos Putri gandaria pergi ke salah satu tempat wisata di Ambon. Namanya Pantai Hukurila atau Hukurila Beach tepatnya, di Desa Hukurila. Ini adalah trip kedua kami, setelah trip pertama kami di Lubang Buaya Desa Morela. Kali ini salah satu dari kami tidak ikut. Jadi, kami yang pergi berjumlah 12 orang. Kami tidak lupa menyiapkan makanan juga. Namun  sedikit berbeda dari sebelumnya karena kami memasak bersama-sama.

Setelah semua siap, kami segera berangkat dengan menumpangi sebuah angkutan kota yang telah kami sewa. Dalam perjalanan, kami melihat pepohonan, perumahan, perkebunan kelapa, pala, cengkih dan kakao berjejeran di sepanjang jalan. Tiba- tiba aku merasa pusing dan mual-mual karena masuk angin. Untunglah hanya sebentar saja.

Setelah sekitar 40 menit, akhirnya kami sudah berada dekat di area tempat wisata. Sebelum memasuki area tempat wiasata, kami diwajibkan untuk membayar biaya masuk Rp 2000,-/orang, dan Rp 5000,-/kendaraan. Betapa senangnya hati kami. Dari atas lereng bukit, kami sudah bisa melihat Hukurila Beach. Alangkah indahnya pemandangan Hukurila Beach dari atas sana.

Ketika sudah sampai, kami segera turun dan bergegas untuk mencari spot foto. Langit sudah mendung tandanya akan turun hujan. Dengan langkah cepat tapi hati-hati, kami berjalan menuju tumpukan batu karang yang masih di sekitar area tempat wisata, Pantai Hukurila.

Sambil menuruni anak tangga, kami bisa melihat indahnya laut yang membiru, pasir berwarna cokelat dan banyak bebatuan besar yang bertebaran. Uniknya batu-batu tersebut ialah warnanya yang cokelat kemerahan. 

Tidak jauh dari situ, kami menemukan tumpukan karang yang sangat banyak dan besar. Belum sempat kami berfoto di atas karang tersebut, hujan mulai turun. Tidak ada rumah atau walang untuk berteduh, jadi kami memutuskan untuk berteduh di bawah pepohonan. Hujan tidak kunjung reda, dan akhirnya kami semua basah. Beberapa dari kami bahkan basah kuyup. 

Bebatuan besar di pantai Hukurila (dokpri)
Bebatuan besar di pantai Hukurila (dokpri)

Ketika hujan sudah mulai reda kami segera bergegas untuk berfoto di atas karang. Namun lagi-lagi turun hujan. Dengan berat hati, kami harus berhenti berfoto sejenak. Kami memutuskan berteduh di bawah tebing karang. 

Setelah hujan mulai reda, kami segera berfoto bersama. Kali ini. Kami berhasil mengabadikan beberapa foto. Berfoto menghadap ke ufuk timur tampak di sekeliling kami tumpukan karang. Di belakang kami, laut yang membiru, dan sebuah gunung dipenuhi pepohonan yang menghijau. 

Tebing karang, Pantai Hukurila (dokpri)
Tebing karang, Pantai Hukurila (dokpri)

Selain tumpukan karang yang indah, di bawahnya tampak air laut yang memiliki tiga warna. biru, hijau dan ungu. Tampak juga ada warga sekitar yang sedang memancing ikan dari atas tumpukan karang. Masih di dekat karang-karang tersebut terdapat hamparan kerikil dan pepohonan berdaun mungil yang tumbuh subur. 

Air laut di tepi karang, pantai Hukurila (dokpri)
Air laut di tepi karang, pantai Hukurila (dokpri)

 Kerokil putih dan pohon-pohon kecil (dokpri)
 Kerokil putih dan pohon-pohon kecil (dokpri)

Setelah puas berfoto, kami beranjak menuju pantai Dewi Bulan. Di pantai ini, kalian bisa duduk bersantai di bawah rumah payung. Namun karena hujan yang terus-menerus, rumah payung tidak dibuka. Waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Kami segera menuju tempat perteduhan untuk makan siang bersama. 

Kami membuka bekal dan makan bersama-sama. Sedap rasanya Ketika makan bersama sambil menikmati pemandangan laut yang indah. Jika kalian yang tidak sempat menyiapkan makanan, jangan risau. Kalian dapat memesan jagung bakar atau ikan bakar yang disediakan di sini dengan harga terjangkau. 

Makan bersama di Pantai Dewi Bulan (dokpri)
Makan bersama di Pantai Dewi Bulan (dokpri)

Selepas makan siang, beberapa dari kami bergegas untuk naik perahu. Harga yang dipatok Rp 10.000,-/orang. Kami menggunakan perahu yang agak besar yang dapat menampung 10 orang. Kami berkeliling menggunakkan perahu untuk melihat terumbu karang. Setelah puas, kami memutuskan untuk berenang dan mandi bersama-sama. 

Kami pun tidak luput dari permainan anak-anak: molo batu (mencari batu di dalam air), pancasila lima dasar, tahan napas di dalam air, hingga berebut memilih teman sambil menyanyikan lagu "duduk senang berdiri senang". Kami bermain sambil sesekali diiringi tawa karena tingkah kocak masing-masing. Tidak jarang kami mengisengi satu sama lain sampai lupa kalau kami bukan anak kecil lagi.

Pantai Dewi Bulan (dokpri)
Pantai Dewi Bulan (dokpri)

Setelah puas bersenang-senang, kami bergegas membersihkan badan dengan air bersih sebelum naik kendaraan. Sebelum pulang beberapa dari kami makan lagi. Maklumlah kami mandi terlalu lama hingga merasa lapar. Untung saja, kami membawa makanan lebih. Kami telah memprediksinya, jika kami mandi terlalu lama, maka pasti kami akan lapar lagi.

Selesai makan, kami menyiapkan dan mengecek semua barang milik masing-masing agar tidak tercecer atau ketinggalan. Kami pulang dengan perasaan senang. Saking senangnya kami terus membincangkan trip kami ini di dalam angkutan umum. Sementara mama dan bapa indekos kami mengendarai motor berdua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun