Mohon tunggu...
azhar
azhar Mohon Tunggu... Lainnya - Ingin Jadi Penulis

-

Selanjutnya

Tutup

Trip

Kenangan yang Tersisa

10 September 2018   06:02 Diperbarui: 10 September 2018   07:07 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Hari ini, Sabtu 19 September 2015 adalah jadwal keberangkatan kami ke Guangzhou untuk melanjutkan pengobatan ibu saya di Modern Hospital Guangzhou.

Sejak kemarin saya sudah mempersiapkan segala perlengkapan agar tidak ada yang terlupa saya buka koper di ruang tengah rumah saya, dengan begini apapun yang terlintas di kepala akan langsung masuk ke dalam koper perlengkapan. 

Sore harinya segala perlengkapan sepertinya sudah beres, mulai dari pakaian (saya bawa pakaian bebas 4 baju gamis buat solat 2 lembar, celana pendek 2, celana panjang 2, celana dalam 5. 

Awalnya persiapan saya dua kali yang saya sebutkan sebelumnya, tapi kata bapak saya yang sebelumnya tiga kali sudah bolak-balik menemani pengobatan ibu disana gak usah bawa banyak-banyak, yang dipakai juga cuma sedikit, jadi saya pangkaslah hingga hanya setengah dari persiapan awal. 

Kalau soal makanan berhubung makanan disana katanya (ibu dan bapak yg sudah berpengalaman) tidak cocok dengan lidah orang indonesia, kita bawa bekal dari sini boto dan pepes biar gak ribet masak kalau sudah disana. Oke sekarang waktunya solat magrib dan langsung menuju bandara untuk take off ke jakarta. 

Andek (adik saya) tidak ikut rombongan pengantar soalnya harus jaga mbah di rumah, jadinya yang ikut mba vida sekeluarga beserta dua bocahnya dan bapak, dalam perjalanan kita bercerita untuk menghindari keheningan yang bisa2 menyebabkan air mata ibu meleleh di tengah jalan.

Sampailah kita di bandara Sultan Hasanuddin, sungkeman, pamitan, dan alhamdulillah saya tidak melihat ada air mata yang menetes hari ini ( kadang saya tdk kuat kalo liat ibu nangis mau berangkat ke guangzhou lagi). 

Segera saya ambil trolley dan masuk ke dalam, sebelum cek in singgah dulu untuk wrap mesin kangen biar safety, setelah itu go to garuda dan alhamdulillah malam minggu bandara sepi, tidak ada antrian penumpang selain saya, kemudian menuju help desk garuda untuk minta will chair buat ibu dan kita naik ke lantai 2 lewat jalur eksklusif (soalnya ibu pake will chair) jadinya gak capek jalan jauh sudah sampai di lounge. 

Kita santai di lounge menunggu 30 menit untuk pesawat boarding ke jakarta, rileks sudah aman semua tinggal naik pesawat (yang saya hawatirkan karena membawa penumpang butuh wil chair biasanya agak ribet ternyata tidak). 

Saya ngobrol dengan ibu, bagi saya pribadi mau ke cina perasaan saya begitu excited, tapi saya melihat tidak dengan ibu yang sepertinya ada perasaan yang mengganjal soalnya mesti jauh dari rumah, jauh dari kehebohan cucu2nya, sepi, dll. 

Saya inisiatiflah telfon dek hanif (adik saya yang kuliah di jakarta) sekedar mau kabari kalau kita sudah mau boarding, sekalian ajak nginap di hotel kan lumayan buat anak kosan lagian jarak kosan ke bandara Cuma 30 menit via damri, jadilah kita janjian ketemu di bandara untuk sama2 nginap di hotel satu malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun