Mohon tunggu...
Abdul Azis
Abdul Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Abdul Azis, adalah seorang penikmat seni, dari seni sastra, teater, hingga tarian daerah terkhusus kuda lumping. Berasal dari kota Kediri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untukmu Maharani

18 September 2020   17:05 Diperbarui: 18 September 2020   17:07 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret by; muslimah

Maharani
Dari tulisanku nan sederhana
Ijinkan aku menyapamu
Yang berada di seberang sana
Dan menceritakan liku-liku
Nuansa hidup si aku
Orang yang tak punya

Maharani
Ribuan kilometer
Yang terlalui dalam hidupku
Mulanya sebatas sampah menjijikan
Yang tak pernah paham
Namanya makna bernafas

Kala waktu itu
Masa di mana aku berbagi senyum manis
Tertikam oleh ucapan tajam
Bernada khianat
Yang menjadi cikal-bakal
Rasa pesimis pada sebuah ikatan

Perihal kata-kata tersebut
Adalah air bah
Yang menggenangi tujuh penjuru
Mungkin kata orang-orang
Apa yang terucap berlebihan

Tapi di tulisan ini aku memintamu, Maharani
Memahami
Bahwa kambing juga akan menggonggong
Bukan mengembik
Tatkala kesetiaan dan pengorbananku
Terbalas dalam ranah pembelotan
Yang berlanjut pada ucapan

"Aku hanyalah orang yang tak punya dan pantas dipermainkan"

Sakit dan kecewa
Hal yang kurasakan saat itu
Hingga akhirnya semua berlalu sedemikian rupa
Di mana kau datang menyapaku
Membangkitkan segala impian
Yang terbaring lama
Di ranjang dendam masa silam

Maharani
Dengan pujian hati
Kini menyanjung semesta
Perihal, ibarat kahyangan
Kau adalah dewi yang turun ke bumi
Untuk menyelamatkanku
Dari gerbang putus asa

Maharani
Ketahuilah
Ada kata semoga dari tulisan ini
Yang berharap kau tetap sebagai fakta
Bukan sebagai dongeng yang hanya indah
Untuk mengiringi ninabobo

Maharani
Salam rindu untukmu
Bersanding terima kasih
Takkan muat
Di setiap titik-titik tinta ini

Perihal dari setiap senyumanmu
Aku mampu memungut kata-kata dewasa
Untuk mengucapkan damai
Pada dia yang menjadi pengalaman hidupku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun