Maharani
Dari tulisanku nan sederhana
Ijinkan aku menyapamu
Yang berada di seberang sana
Dan menceritakan liku-liku
Nuansa hidup si aku
Orang yang tak punya
Maharani
Ribuan kilometer
Yang terlalui dalam hidupku
Mulanya sebatas sampah menjijikan
Yang tak pernah paham
Namanya makna bernafas
Kala waktu itu
Masa di mana aku berbagi senyum manis
Tertikam oleh ucapan tajam
Bernada khianat
Yang menjadi cikal-bakal
Rasa pesimis pada sebuah ikatan
Perihal kata-kata tersebut
Adalah air bah
Yang menggenangi tujuh penjuru
Mungkin kata orang-orang
Apa yang terucap berlebihan
Tapi di tulisan ini aku memintamu, Maharani
Memahami
Bahwa kambing juga akan menggonggong
Bukan mengembik
Tatkala kesetiaan dan pengorbananku
Terbalas dalam ranah pembelotan
Yang berlanjut pada ucapan
"Aku hanyalah orang yang tak punya dan pantas dipermainkan"
Sakit dan kecewa
Hal yang kurasakan saat itu
Hingga akhirnya semua berlalu sedemikian rupa
Di mana kau datang menyapaku
Membangkitkan segala impian
Yang terbaring lama
Di ranjang dendam masa silam
Maharani
Dengan pujian hati
Kini menyanjung semesta
Perihal, ibarat kahyangan
Kau adalah dewi yang turun ke bumi
Untuk menyelamatkanku
Dari gerbang putus asa
Maharani
Ketahuilah
Ada kata semoga dari tulisan ini
Yang berharap kau tetap sebagai fakta
Bukan sebagai dongeng yang hanya indah
Untuk mengiringi ninabobo
Maharani
Salam rindu untukmu
Bersanding terima kasih
Takkan muat
Di setiap titik-titik tinta ini
Perihal dari setiap senyumanmu
Aku mampu memungut kata-kata dewasa
Untuk mengucapkan damai
Pada dia yang menjadi pengalaman hidupku