SAJAK UNTUK ORANG YANG DIPANGGIL SENIOR
Hai senior
Salam hormat untukmu
Hari ini tak ada segelas kopi
Hanya ada narasi terang-terangan
Yang merawat kita dalam ingatan
Bahwa kita tercipta dari rekam jejak yang sama
Yaitu sebagai penyeru-penyeru nada emperan
Hai senior
Dulu kau adalah inspirasi
Karena volume kagum ku selalu meledak
Mendengar dan melihat
Suara-suaramu yang lantang
Melawan tameng-tameng kapitalis
Hai senior
Ingatanku masih mengenang
Kala aku pertama kali bertemu
Denganmu di ranah kampus
Di mana kau selalu mengajarkan petuah-petuah
Jangan sekalipun kita orang menjual diri kita
Pada rayuan rupiah
Perihal kau sangat yakin
Bahwa itu sama saja dengan remaja labil
Yang tak memegang komitmen
Di barisan minoritas
Senior
Waktu itu
Aku yang masih hijau
Masih kau bentak-bentak
Mulai mengikuti jalanmu di emperan
Untuk menggemakan keadilan
Yang dilacuri fraksi politik
Senior
Aku masih mengenang dan tetap mengenang
Tentang diri kita di emperan
Yang bersimbah basah water canon aparat
Perihal, kita mempunyai satu kesadaran
Perjuangan itu tak mengenal takut
Senior
Waktu telah berganti secara lihai
Aku tekun bersuara
Melanjutkan perlawananmu di emperan
Sedangkan kau telah menjadi orang hebat
Yang dipajang sepanjang jalan
Slogan dukungan maju wakil rakyat
Senior
Waktu itu juga aku memilihmu
Untuk mewakili minoritas
Menyampaikan jeritan kita
Bersanding harapan kau tidak goyah
Di gedung-gedung parlemen
Namun,
Semuanya telah berubah
Seperti kepompong yang menjadi kupu-kupu
Begitu juga kau senior
Tapi sayang kau tak menjadi wujud indah
Melainkan menjadi seekor lintah rakus
Kini kau adalah pengidap amnesia
Yang tekun nyinyir
Kepada aksi-aksi kami di lapangan
Sambil berkata sombong
Demonstrasi kami hanyalah kaleng-kaleng