Kusulam sajak ini, untukmu
Hai! pecandu rindu dari kalbu
Yang tergugah.
Kurajut sajak ini, untukmu
Hai! zeonis cinta yang harap debar kedamaian.
Di sana, terlihat konspirasi-konspirasi
kemunafikan, keangkuhan, kedholiman, ketidak pastian
Kurangkai sajak ini, untukmu
Hai! Penyamun kekuasaan, yang tak lelah
Melahap kemurkaan. Opera-opera berhenti
Di penghujung ketidakjelasan.
Sarung-sarung melorot, jilbab-jilbab tergantung di pojok-pojok kota, kesucian robek mengerang.
Kutitipkan sajak ini, padamu
Agar tak beku, punah, hancur, lusuh,
Ditelan waktu.
Bacalah! dengan riak-riak rasa.
Dengan tetesan linangan mata.
Tapi jangan sampai terbakar dilahap bara.
Buah Karya: Abdul Azis (Le Putra Marsyah)
Kediri, 27 Agustus 2020