Awalnya saya bepergian ke kota karawang untuk jalan-jalan bersama istri, maklum belum punya momongan jadi bisa pergi kemana aja asalkan libur kantor hehehe. Sebagai mahasiswa beralmamater kampus pertanian, maka saya menyempatkan diri untuk melihat lihat sawah di sekitar karawang.
Tanaman padi yang ada di karawang cukup baik dan bagus menurut pendapat saya. Berbeda dengan kota kelahiran saya sendiri tak sebagus di karawang. Memang saya bandingkan persediaan air dan cahaya matahari lebih mendukung di kota ini di bandingkan di kota kelahiran saya sendiri.
Ingat cerita dosen saya waktu mengajar di kelas, jika tanah di jawa barat ini sangat subur dan paling cocok untuk di tanam tanaman pangan. Namun salah fungsi sehingga banyak bangunan megah yang ada di jawa barat.
Alih-alih perhatian saya coba untuk browsing sebentar, fakta mengejutkan saya bahwa karawang dan subang merupakan kota yang pernah memecahkan rekor muri untuk produksi padi terbaik di Indonesia. Wah hebat juga petani di Karawang ini (terbesit dalam hati)
Hingga akhirnya saya berhenti di sebuah saung yang banyak petani sedang asyik mengobrol. Tanya-tanya tentang tanaman padi, mulai dari hama, penyakit, dan masalah yang kerap terjadi ketika menanam padi. Sampailah di tengah pembicaraan yang membuat diri saya tercengang. Petani di karawang mampu menghasilkan padi 10,2ton/hektar, yang artinya mereka bisa menghasilkan 57,7 kg per meter persegi. Ini sangat membanggakan sekaligus menakjubkan.
Lantas saya bertanya ke petani, obrolan singkat namun bermakna :
Saya : Pak, ini beras kan sangat berlimpah terus kalau gak laku gimana pak ?
Petani : Mana ada beras gak laku dek ? Kita semua makan nasi kan
Saya : Iya sih, Apakah beras ini juga akan di kirim ke luar kota pak ?
Petani : Iyaa jelas dek
Saya : Bapak dapet link orang di luar kota itu gimana ya ?