Mohon tunggu...
Leo Rulino
Leo Rulino Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Personal Blog: www.leorulino.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kiat Sukses Jokowi Menurut Aristoteles

30 April 2018   18:13 Diperbarui: 30 April 2018   18:19 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan cover majalah Time yang memuat foto Jokowi. tekno.kompas.com

Kesuksesan Jokowi tidak lepas dari peran PDI-Perjuangan dan partai-partai pendukungnya yang berhasil menggiring opini publik terhadap citra Jokowi, sesuai salah tiga dari fungsi-fungsi partai politik menurut Rahman (2007) dalam bukunya yang berjudul Sistem Politik Indonesia, yaitu sosialisasi, partisipasi dan komunikasi politik.

Peran partai untuk mengenalkan figur Jokowi, untuk mengajak masyarakat menyukai dan akhirnya berpartisipasi dengan memilih Jokowi sebagai pimpinannya sangat besar.

Meskipun begitu, ketiga fungsi tersebut tentu saja tidak akan berpengaruh tanpa diimbangi dengan figur yang tepat, mengingat lawan politik juga memainkan strategi tersebut, tetapi kalah.

Mungkin itulah sebabnya, pada Pilkada serentak 2018 ini, banyak Parpol yang lebih mengutamakan figur dibanding kadernya sendiri. "Mungkin..."

Lalu apa yang membuat figur Jokowi berbeda dengan lawan-lawannya yang lain?

Pada tahun 350 SM, Aristoteles, murid dari Plato, ingin menemukan jawaban tentang apa yang membuat orang ingin menyampaikan ide atau pesan kepada orang lain dan menciptakan semacam reaksi berantai. Pada zaman sekarang, ini bisa disamakan dengan klik share di media sosial.

Jawabannya adalah "Persuasif."

Jokowi begitu persuasif dalam berkomunikasi dengan calon pemilihnya.

Persuasif dalam KBBI adalah bersifat membujuk secara halus (supaya menjadi yakin), yang dalam hal ini berarti bagaimana membuat konten yang begitu persuasif dalam membujuk masyarakat mengenal, menyukai dan memilih Jokowi.

Sifat dari "persuasif" ini ditulis oleh Aristoteles dalam bukunya yang berjudul "Rhetoric," Ia menjelaskan bahwa retorika adalah seni untuk mengungkapkan suatu kebenaran kepada khalayak yang belum yakin sepenuhnya terhadap kebenaran tersebut, dengan cara yang paling cocok atau sesuai.

Lebih lanjut, Aristoteles menjelaskan bahwa kualitas persuasi dari retorika bergantung pada tiga aspek pembuktian, yaitu ethos, pathos dan logos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun