Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mandi Air Soda di Tarutung Pilihan Wisata Pemudik di Penghujung Tahun

3 Januari 2019   17:44 Diperbarui: 4 Januari 2019   21:07 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wou, ramainya perantau mandi air soda di kampung Parbubu Tarutung ( Foto: Kompasianer Leonardo)

Bagi sebagian orang, kolam pemandian air soda di kampung Parbubu, Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut, bukan sesuatu yang asing lagi. Bahkan banyak warga etnik lainnya sudah pernah berkunjung ke sana.

Sebuah kolam kecil yang eksklusif. Karena airnya berbuih seperti layaknya air soda dalam minuman botol. Sekilas airnya terlihat bening kehijauan menyembur tak hentinya dari sumber yang sama tanpa pernah surut dari waktu ke waktu. Aroma khas soda water segera tercium begitu mendekat apalagi setelah menceburkan badan ke kolam yang dalamnya bervariasi dari setinggi lutut hingga sebatas rambut. Bagi yang kurang piawai berenang memang disediakan pelampung khusus, agar bisa leluasa menjelajah dan lebih rileks.

Eksklusif? Ya. Satu kata yang pantas ditempelkan. Karena air soda sejenis memang langka ditemukan, tak hanya di Nusantara tapi bahkan di dunia. Mantan bupati Tapanuli Utara Rustam Effendi Nainggolan mengklaim, mata air sejenis di Parbubu hanya terdapat di negeri Venezuela benua Amerika.

Nah, bila itu benar, sungguh beruntung daerah Tarutung memiliki mata air soda seperti yang ada di Parbubu. Puluhan ribu orang atau mungkin ratusan ribu orang selama puluhan tahun sudah pernah ke sini. Kalau pun tidak ikut mandi minimal pernah melihatnya. Sebuah keajaiban alam yang tersaji di depan mata. Rasa ingin tahu historisnya pun wajar mengemuka. Dan ibu pemilik pemandian sudah cukup mahir bercerita panjang lebar.

 Sejak lama pemerintah kabupaten ini berniat mengambil alih lokasi itu untuk dijadikan obyek wisata berkelas yang ditata lebih bagus. Tetapi sejauh ini pemilik lokasi marga Tobing tidak bersedia menyerahkan pengelolaannya ke pihak lain. Mereka ngotot untuk terus mengusahai kolam itu sebagai sumber penghidupan.

Selain menyewakan ban pelampung Rp 10.000 sekali mandi,pemilik lokasi juga mengusahai kedai minuman dan makanan ringan berkategori halal untuk pengunjung. Setiap hari dipastikan kolam "ajaib" ini dikunjungi warga setempat dan juga dari luar daerah.

Pada musim liburan natal dan tahun baru, tak terbilang berapa banyak perantau mudik yang memilih tempat itu datang silih berganti. Lokasi parkir yang kurang memadai membuat kenderaan harus susah payah mencari tempat parkiran. Jalan menuju lokasi ini memang relatif sempit dan tampaknya belum ada perhatian khusus pemerintah untuk pengembangannya.

( Foto: Kompasianer Leonardo)
( Foto: Kompasianer Leonardo)
 Bagi penyuka air dingin untuk berendam, mandi di air soda ini memang pilihan yang pas. Seraya bisa menikmati panorama pegunungan dan persawahan di belahan timur wilayah yang populer dengan sebutan Rura Silindung.

Pilihan lainnya juga tergolong eksklusif. Seperti pemandian air panas di Sipoholon dan Hutabarat yang saat ini sudah dikelola lebih bagus. Atau bagi yang beragama Nasrani ada pilihan wisata rohani mengunjungi area Salib Kasih yang dibangun bupati Lundu Panjaitan di puncak pegunungan Siatas Barita di belahan timur Tarutung. 

Tempat itu sudah ditata lebih profesional pada masa bupati terdahulu RE Nainggolan dan Torang Lumbantobing. Jutaan orang diperkirakan sudah mendaki ke area wisata rohani itu dari berbagai pelosok Nusantara. Ini memotivasi RE Nainggolan mencanangkan motto "Tarutung Kota Wisata Rohani" pada tahun 2001. Aneka kegiatan bertema kerohanian kerap digiring ke sana. Acara perayaan paskah raya misalnya. Area bukit ini menjadi sesuatu yang dirasakan sakral. Konon menurut ceritanya, lokasi salib setinggi 30 meter itu dulunya tempat pertama sang misionaris Dr Ingwer Ludwig Nomensen dari Jerman tiba di Silindung setelah perjalanan panjang dari Parau Sorat Sipirok dan Pangaribuan. Sang misionaris menatap dari saat duduk mengaso di sebuah batu. Dia segera jatuh hati melihat keindahan lembah, dan menetapkan untuk tinggal di daerah itu menyebarkan Injil.

( Foto: Kompasianer Leonardo)
( Foto: Kompasianer Leonardo)
Pada liburan natal dan tahun baru 2019, pemandian air soda di Parbubu tetap menjadi pilihan utama para pemudik yang datang dari ragam daerah. Sebelum dan sesudah hari natalan tiba, lokasi itu dipenuhi puluhan mobil dan sepeda motor sepanjang hari. Terbatasnya area kolam membuat banyak pengunjung harus bersabar antrean. Tua muda sampai anak-anak  memenuhi kolam berenang ria seraya berharap mandi air soda akan membawa berkat kesehatan seperti diyakini banyak orang.

"Ini luar biasa.Sungguh seumur hidup baru kali ini menemukan pemandian yang airnya tak beda dari air soda yang ada di minuman botol", ujar Halimah ( 57) seorang wanita berjilbab yang datang dari Jambi. Tentu wanita itu bersama rombongannya datang ke Parbubu bukan dalam rangka perayaan natal. Hanya kebetulan di penghujung tahun sengaja ingin menikmati mandi di air soda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun