Mereka adalah komunitas yang terpinggirkan oleh buldozer milenium. Tak banyak bersuara ketika banyak mulut mengobral kata mutiara perubahan. Jalan terjal berlumpur tak tertepis keluh. Akan begitu sepanjang waktu. Dari generasi ke generasi.
Sunyi jalanan menyatu hutan rimba dalam irama musik angin mengusik gemerisik. Lolongan anjing hilang timbul dari balik pegunungan. Kehidupan masih ditopang semangat juang tak rela mati terkapar digilas nestapa. Biarlah orang kota berpestaria dalam pernik zaman berkilau. Mereka berharap merdeka akan mendekat. Karena janji para pedagang kata mutiara dari priode ke priode.
***
- Ingat Bu, esok hari merdeka, kita ke kota beli baju baru lagi seperti tahun lalu
+ Berdoalah nak hujan jangan turun, jalan tak berkubang lumpur
- Kapan jalan kampung kita bagus Bu. Kapan lagi kita merdeka...
+ Sssst...kita sudah merdeka 'nak, kita hanya tak merasakan karena kita jauh dari mereka
-Siapa mereka Bu !!!
+ Ya, mereka yang beruntung tidak tinggal di kampung seperti kita punya
- Tetapi orang berdasi tempo hari sudah janji Bu, kampung kita akan dibangunkan dari tidur
+ Sssst pintar apa kamu 'nak. Orang berdasi itu tak tahu kita siapa di mana sekarang. Mungkin sudah jadi pelupa. Biarkan saja. Kita tak usah cengeng. Tapi kita bukan dungu.