Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Titian Tempat Kita Beradu Pandang

30 September 2021   14:00 Diperbarui: 30 September 2021   14:11 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gerimis petang itu bagai salju menghias langkahmu. Titian bergoyang yang membuatmu gemetar. Di sini, pertama kali kita beradu pandang. Desir air sungai terekam nyata di hati.

Engkau melirik, kerlingku mengikut. Buku apa yang kamu pegang erat kala itu. Aku hanya menduga itu sebuah novel.

"Boleh nanya, inikah jembatan ke dusun Lumbanrihit?"

Anggukan wajah manismu begitu santun meski bibirmu mengatup. Tapi kerling mata itu telah mewakili ucap katamu yang tertunda. Jerit kecilmu penanda takutmu saat titian senggol bergoyang.

Dan buku saku di tanganmu jatuh ke lantai titian yang keropos. Kamu tersenyum jenaka bukumu kupungut lalu kuberikan padamu. Nafas Perempuan Motinggo Busye.

"Mauliate...", ucapmu sangat perlahan nyaris ditelan gemerisik air di bawah jembatan.

*

- Mau kemana

+ Ke kota

- Sendiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun