Mohon tunggu...
Leona Vierman
Leona Vierman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Budaya Risiko Terhadap Pembelajaran Tatap Muka

18 September 2021   12:44 Diperbarui: 18 September 2021   12:59 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seperti yang kita ketahui bahwa akibat yang ditimbulkan Covid 19 berefek kepada berbagai sektor, salah satunya adalah pendidikan. Indonesia sendiri sudah memasuki tahun kedua Pandemi Corona sejak Maret 2019. Pembelajaran tatap muka pun dihentikan sejak saat itu, yang mulanya hanya diliburkan dua minggu namun hingga saat ini pun masih berlangsung. Pembelajaran daring berjalan tidak mulus seperti yang diinginkan. Karena syarat-syarat dari pembelajaran daring banyak yang belum terpenuhi, diantaranya adalah memiliki handphone yang sudah bisa mengakses google, jaringan internet yang stabil.

Apakah kalian juga merasakannya?

Pembelajaran daring menimbulkan risiko yaitu learning loss. Karena menurut Nadiem, learning loss terjadi karena kurangnya kualitas serta fasilitas bagi anak yang menjalankan PJJ. Sehingga akhirnya berdampak pada penurunan capaian belajar. Lalu bagaimana manajemen pemerintah terhadap risiko yang terjadi?

Secara umum, pengertian manajemen risiko adalah suatu proses identifikasi, analisis, penilaian, pengendalian, dan upaya menghindari, meminimalisir, atau bahkan menghapus risiko yang tidak dapat diterima. Penerapan manajemen risiko , memberikan para pengambil keputusan alat yang memungkinkan mereka memilih pilihan yang rasional, diambil atas dasar informasi yang tersedia dan terbatas. Dengan menggunakan perangkat manajemen risiko memungkinkan pengambilan keputusan untuk membuat pilihan yang tepat sehingga dapat mencapai tujuan.

Maka dari itu pemerintah untuk manajemen risiko ini,sudah melakukan penilaian terhadap perkembangan jumlah yang terkonfirmasi Covid 19 hingga saat ini serta jumlah masyarakat yang sudah divaksinisasi.Untuk dapat mengetahui penanganan mana yang cocok diterapkan. Berikut adalah datanya:

Jumlah yang terkonfirmasi covid 19, memiliki hubungan erat tehadap berbagai sektor, seperti pedidikan, perekonomian dan kesehatan. Semakin tinggi yang terkonfirmasi Covid 19,semakin rendah kualitas pendidikan,perkonomian dan kesehatan bangsa. Berkenaan dengan hal tersebut pemerintah perlu menjaga supaya pencegahan penularan dan stabilitas ekonomi tetap berjalan dengan baik. maka pemerintah melakukan beberapa keseimbangan antara protokol kesehatan dan menentukan kebijakan-kebijakan ekonomi.

Vaksinasi adalah salah satu kunci penting dalam penanganan pandemi Covid-19. Pengalaman di sejumlah negara, semakin tinggi rasio penduduk yang divaksinasi maka tingkat fatalitas dapat dikurangi. Vaksinasi juga dilakukan dengan dorongan dari vaksinasi gotong royong yang sudah dimulai beberapa waktu lalu. Selanjutnya, pemerintah akan memulai tahap ketiga vaksinasi yaitu vaksinasi untuk masyarakat umum di daerah rentan.

Dari data diatas, Pemerintah memutuskan untuk memperbolehkan pembelajaran tatap muka sejak Juli 2021 dengan alasan : Pertama adalah vaksinasi para pendidik dan tenaga pendidik. Kedua adalah mencegah lost of learning karena kondisi pendidikan di Indonesia sudah tertinggal dari negara lain selama pandemi ini. Dan ketiga adalah beberapa daerah di Indonesia sudah berada pada zona hijau dan kuning. Sekolah yang sudah melakukan pembelajaran online, harus memenuhi syarat, seperti berikut:

  1. Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, seperti toilet bersih dan layak, sarana cuci tangan pakan sabun dengan air yang mengalir atau hand sanitizer, dan disinfektan.
  2. Mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan.
  3. Kesiapan menerapkan wajib masker.
  4. Memiliki thermogun.
  5. Memiliki pemetaan siswa sekolah yang memiliki komorbid tidak terkontrol, tidak memiliki akses transportasi yang aman, dan memiliki riwayat perjalanan dari daerah dengan tingkat risiko Covid-19 yang tinggi atau riwayat kontak dengan orang yang terkonfirmasi Covid-19, dan belum menyelesaikan isolasi mandiri.
  6. Mendapatkan persetujuan komite sekolah/atau perwakilan dari orangtua maupun wali.

Pembelajaran tatap muka ini termasuk cara pemerintah mencapai tujuan yaitu mencegah loss of learning melalui pengambilan risiko. Risiko yang didapatkan dari pembelajaran tata muka yaitu persebaran Covid-19 di kelas. Ini sesuai dengan (Manajemen Risiko Pasar Modal; Embun Prowanta; ISO31000; 2018) Budaya risiko begitu penting karena semua organisasi perlu mengambil risiko untuk mencapai tujuan organisasi.

Untuk membuat proses pembelajaran tatap muka ini berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan pemerintah, tentunya semua warga sekolah juga harus mendukung pemerintah dengan sadar tentang menjaga protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun. Karena Menurut (Manajemen Risiko Pasar Modal; Embun Prowanta; ISO31000; 2018) Budaya risiko adalah sebuah istilah yang menggambarkan nilai-nilai, keyakinan, pengetahuan, dan pemahaman tentang risiko secara bersama oleh sekelompok orang dengan memiliki tujuan yang sama.

Hal yang dapat dilakukan semua warga sekolah adalah:

  1. Memakai masker 3 lapis
  2. Membawa handsanitizer
  3. Membawa bekal

Jadi siapkah kalian untuk pembelajaran tatap muka?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun