Mohon tunggu...
Leonardus Ronggo Warsito
Leonardus Ronggo Warsito Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas PGRI Semarang

Ronggo Warsito

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ekonomi Lemah Menjadi Andalan Masyarakat Gedungrejo Dalam Memenuhi Kebutuhan Sehari-Hari

25 Juni 2021   12:13 Diperbarui: 25 Juni 2021   12:21 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

“Lemah” yang dalam bahasa Jawa yang berarti “Tanah”,menjadi mata pencaharian utama dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat Gedungrejo,  sangat tidak bisa dipungkiri lagi bawasannya masyarakat di kecamatan Belitang utamanya di Desa Gedungrejo ini hidupnya selalu tergantung pada “Lemah” (Tanah),kenapa demikian ?

Mayoritas masyarakat di Desa ini menggunakan bahan tanah liat sebagai bahan baku industri untuk pembuatan bahan bangunan seperti geteng,batu bata,bubungan,dan masih banyak lagi.Masyarakat di Desa ini sudah sangat lama sekali menekuni industri “Ekonomi Lemah” ini,selain mudah dalam mendapatkan bahan bakunya di Desa ini lahan penambangan tanah liat masih sangat luas sehingga tidak heran kalau hampir semua masyarakat disini mempunyai jenis usaha yang bebahan baku dari tanah liat tersebut.

Walaupun hampir semua masyarakat di Desa ini mempunyai usaha yang hampr sama,namun tidak ada rasa saling menyaingi dalam proses produksi  dan pemasarannya,justru masyarakat disini memanfaatkan usaha ini selain sebagai mata pencaharian usaha industri ini juga digunakan tempat wadah untuk menambah persaudaraan antar masyarakat sekitar.Karena pengolahan tanah liat juga tidak semudah yang kita bayangkan,banyak sekali proses yang harus di lewati,memakan waktu yang lama,serta dalam pengolahannya membutuhkan orang banyak.mulai pengolahan saat masih ditambang dari rawa,kemudian diangkut menggunakan mobil setelah itu ditumpuk menjadi tumpukan tanah adonan,tak selesai begitu saja proses selanjutnya masyarakat secara bersama sama menggunakan mesin molen untuk menghaluskan adonan tanah liat supaya hasil industri Genteng,batu bata,menjadi terlihat halus dan tidak kasar.Langkah selanjutnya proses pencetakan,pada proses ini hanya dilakukan oleh orang yang sudah terbiasa mencetak,perlu waktu yang lumayan lama apabila kita  ingin bisa atau mahir mencetak genteng,batu bata,bubungan ataupun lainnya.Sesudah proses tersebut proses selanjutnya yaitu pengeringan,proses pengeringan ini memakan waktu sekitar tiga hari,apabila panas matahari normal setiap harinya,namun apabila tidak normal bia memakan waktu yang lebih lama.setelah kering lanjut ke proses penataan ditempat pembakaran,dan setelah penuh proses pembakaran pun dilakukan,proses inilah yang sangat diperlukan kesabaran karena apabila kurang sabar dalam proses pembakaran,hasil yang didapat juga kurang maksimal.setelah semua selesai barulah proses pemasaran dilakukan.

Sangat memakan waktu dan panjang sekali prosesnya,namun walaupun proses yang dilalui lumayan panjang,selama proses produksi dilakukan secara sabar dan masyarakatnya saling tolong-menolong,dan saling membantu maka rasa proses panjang tersebut tak terasa sama sekali bagi masyarakat yang mengandalkan Ekonomi Lemah ini,justru semakin lama warga masyarakat disini semakin maju dan berkembang dalam mengolah tanah liat untuk semakin hari semakin baik kedepannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun