Mohon tunggu...
Leonardo Juan Ruiz Febrian
Leonardo Juan Ruiz Febrian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Manusia yang penuh mimpi. Suka memikirkan dan menulis yang penting dan tidak penting.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Proyek Kereta Cepat Tidak Tepat

23 November 2021   14:49 Diperbarui: 23 November 2021   15:07 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Membengkak Rp 27,74 Triliun Halaman 2 - Kompas.com 

Hai, apa kabarmu? semoga baik-baik saja.

Belakangan ini proyek kereta cepat  kembali disorot. Biaya yang bengkak untuk pembangunan proyek ini dan akhirnya menggunakan APBN untuk membiayai biaya ini, rasanya membuat kita dongkol terhadap apa yang terjadi. Selain itu apakah kereta ini akan efektif? jangan sampai kereta ini sama nasibnya dengan LRT rute veledrome-kelapa gading yang jarang dipakai karena jaraknya yang terlalu dekat.

Gue ga akan bahas mengenai dananya, alasannya gue tidak paham mengenai perhitungan duit proyek dan sistem kerjasamanya. Lalu kalau bukan dari duitnya apa yang mau dibahas, kita bahas dari kacamata orang awam saja mengapa proyek ini kurang berhasil, untuk saat ini mungkin dibilang kurang berhasil tetapi kedepannya bisa saja berhasil.

Alasan yang pertama proyek ini bukan di bawah Kementerian Perhubungan tetapi di bawah kementerian BUMN, sungguh aneh bukan? jika melihat alurnya, proyek ini sebenarnya telah ditolak oleh Ignasius Jonan yang menjadi menteri perhubungan tahun 2014-2016, Jonan juga banyak tidak dilibatkan dalam membahas soal kereta cepat ini, murni antara BUMN Indonesia dan China. Lucu rasanya jika membahas kereta tetapi orang dari Kementerian Perhubungan tidak dilibatkan.

Kualitas Jonan membedah kereta api Indonesia sudah teruji, lalu mengapa saat ingin membangun ini tidak banyak dilibatkan. Pada akhirnya Jonan di reshuffle, dan proyek ini diambil alih oleh BUMN yang saat itu dipimpin oleh Rini Soemarno.

Alasan yang kedua jarak antara Jakarta-Bandung terlalu dekat. Tidak efektif untuk kereta cepat, kalau Jakarta-Surabaya mungkin masih masuk akal. Gue juga bukan orang matematika atau statistika yang bisa ngitung data kecepatan dan optimalisasi data, namun kalau secara logika biasa saja rasanya tidak efektif karena jarak Jakarta-Bandung tidak terlalu jauh.

Dan yang terakhir, siapa dibalik proyek ini. Ketika kita tahu siapa saja dibalik proyek ini, dan kemana saja uang ini tertuju pasti sudah bisa mengira ini proyek benar atau tidak. Pada akhirnya mau tidak mau proyek ini harus jadi, tidak boleh mangkrak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun