Mohon tunggu...
Leonardo Juan Ruiz Febrian
Leonardo Juan Ruiz Febrian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Manusia yang penuh mimpi. Suka memikirkan dan menulis yang penting dan tidak penting.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jokowi di Antara Serigala Berbulu Domba

24 Juli 2021   20:54 Diperbarui: 24 Juli 2021   22:09 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto : www.presidenri.go.id

Mungkin pak Jokowi adalah presiden yang sangat tulus yang pernah saya tau. Dia benar - benar sosok presiden yang lahir dari rakyat dan tulus untuk mencintai rakyatnya, Dia mau melayani rakyatnya dengan segenap hatinya, dengan segenap budinya, dan dengan segenap jiwa raganya. Dia presiden yang sudah berusaha untuk menciptakan kesamaan akses bagi seluruh rakyat, Dia sudah berjuang untuk memperbaiki negara ini, dan Dia orang yang berusaha menciptakan transparasi birokrasi dalam Republik Indonesia.

Namun sayang bentuk cinta dan kepedulian Jokowi tidak benar-benar didukung oleh seluruh jajaran dan bawahan beliau. Jokowi yang berusaha mati-matian untuk memberantas para mafia diberbagai bidang ternyata belum bisa, karena banyak sekali mafianya dan pemainnya sudah pemain besar dan pemain lama juga, dan hal ini sudah terjadi bertahun-tahun dan untuk disentuh pasti sangat mustahil.

Di masa krisis pandemi covid-19 ini juga, kelihatan menteri mana dan pemerintah daerah yang benar -benar tulus dalam menangani pandemi covid-19 ini. Rasa sense of crisis dari bawahan Pak Jokowi pada hilang, dan mereka hanya peduli terhadap pemilu dan kampanye untuk diri mereka di tahun 2024. Bukannya fokus dalam mengatasi ini tetapi hanya demi kepentingan diri sendiri dan elektabilitas partai, mending menang kalau kalah kan malu dan habisin anggaran doang.  Pemerintah sudah utang banyak tapi kok yang terealisasikan belum optimal, ini berarti ada kesalahan dalam pengelolaan. 

Di kabinet sekarang sepertinya banyak serigala berbulu domba, banyak sekali yang bermuka dua. Ada yang sengaja mencari elektabilitas dan popularitas. Jokowi dalam beberapa sidang kabinet bersama para menteri pun sepertinya terlihat geram karena kualitas para menterinya tidak  memenuhi standar kerja yang ditetapkan oleh presiden Jokowi. Jokowi ingin terus berlari tetapi bawahannya malah sukannya jalan santai, jadi banyak target dan program yang tidak terwujud. Ditambah lagi pandemi, selesai sudah.

Mungkin perkataan Jokowi tidak ada beban lagi pada periode kedua ini sepertinya tidak menjadi kenyataan, Dia malah tambah pusing karena bawahannya kerjaannya ancur-ancuran meski tidak semuanya. Saya tidak mengerti mengapa Pak Jokowi tidak mengganti mereka yang kerjanya lelet, apakah tidak bisa ? mungkin saja bisa, tetapi mungkin ada kaitannya dengan pilpres 2019, mungkin Pak Jokowi menempatkan orang parpol pendukungnya dibagian menteri. Kalau saya sih maunya orang parpol ga usah dipilih ditempat yang strategis, tetapi kan rasanya tidak mungkin. 

Entah kenapa pada periode kedua ini tekanan yang mengalir ke presiden Jokowi sangat kenceng, banyak yang ingin Jokowi turun. Saya sih tidak setuju karena beliau kerjanya sudah bagus, kalau Dia digantikan oleh Maruf Amin rasanya malah lebih buruk. Kalau mau ganti saja bawahannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun