Mohon tunggu...
Leonardus WibisonoPandoyo
Leonardus WibisonoPandoyo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Wibi

Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seminaris dan Identitas Keberagaman

14 Februari 2022   12:20 Diperbarui: 14 Februari 2022   12:45 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seminaris memiliki keutamaan perjumpaan. Perjumpaan yang dialami seminaris tertuju pada perjumpaan dengan sesamanya yang memiliki perbedaan suku dan ras. Hal tersebut dapat menumbuhkan benih pluralisme dalam diri seminaris, juga dengan sesama yang beragama lain. Perjumpaan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai kegiatan yang mengharuskan seminaris terjun ke dalam dialog. Contoh kegiatan tersebut adalah live-in para seminaris di pesantren. 

Live-in tersbut menghantar para seminaris tidak hanya pada dialog saja, tapi juga untuk masuk kedalam kehidupan saudaranya yang beragama lain. Dalam dialog dan dalam live-in itu tidak jarang ditemukan silang pendapat dan luka-luka yang dialami dari kedua belah pihak, tapi dengan perjumpaan yang ada membuat kedua belah pihak saling memahami satu sama lain. Hal itu juga yang menghantar pada pertobatan guna hidup yang lebih baik di kemudian hari sebagai para calon pemimpin Bangsa dan Agama. 

Sehingga para seminaris semakin memahami identitas dirinya dan identitas sesamanya yang beragama lain. Sehingga seminaris semakin dapat menginternalisasikan toleransi dan etika hidup Pancasila dalam kesehariannya. Dialog yang dipupuk bersama itu dapat mencegah tumbuhnya indiferentisme dan rasa saling tidak suka. Dengan demikian antar umat beragama dapat saling mencegah tumbuhnya indiferensiasi dan virus ketidak pedulian di tengah dunia yang semakin modern.

 

Catatan Kaki

[1] Franz Magnis Suseno. Etika Politik Prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern. 2021; Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hlm. 243 

[2] Mgr. Ignatius Suharyo. The Catholic Way. Kekatolikan dan Keindonesiaan Kita.2013; Yogyakarta: PT. Kanisius. Hlm 87

[3] Seri Dokumen Gereja No.10:  Nostra Aetate. Dokumen mengenai Hubungan Gereja dengan Agama-agama Bukan Kristiani. Artikel No. 02

[4] Sekretariat Kepausan untuk Dialog Antaragama. Sikap Gereja Terhadap Para Penganut Agama-agama Lain: Refleksi dan Orientasi tentang Dialog dan Misi. 1984; Sekretariat Kepausan untuk Dialog Antaragama. No. 03

Sumber 

 Suharyo, Ignatius. The Catholic Way. Kekatolikan dan Keindonesiaan Kita.  Yogyakarta: Kanisius, 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun