Mohon tunggu...
Leon Bhagawanta Cahyono
Leon Bhagawanta Cahyono Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Sepakbola

Penulis olahraga khususnya sepakbola dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Cody Gakpo, Dibutuhkan tapi Bukan "Penyelamat" Liverpool

7 Januari 2023   20:02 Diperbarui: 7 Januari 2023   20:13 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cody Gakpo diperkanalkan sebagai pemain Liverpool (Instagram @liverpoolfc)

Cody Mathes Gakpo menjadi salah satu sensasi semenjak musim 2020/21 dengan permainan impresifnya bersama PSV Eindhoven. Pemain kelahiran Eindhoven, 7 Mei 1999 ini menjadi salah satu pemain kunci di lini depan PSV dengan kecepatan dan kemampuannya mencetak gol. Tidak hanya di level klub, permainan luar biasa Gakpo juga ditampilkan di timnas Belanda selama perhelatan Piala Dunia 2022 khususnya di fase penyisihan grup di mana ia sukses mencetak di semua laga penyisihan grup.

Sepanjang tahun 2022, ia berulang kali dirumorkan akan berpindah ke Manchester United. Namun, kejutan terjadi ketika Gakpo justru memilih Liverpool sebagai destinasi terbarunya. Menurut saya, keputusan ini sangat cerdas dari sisi Gakpo dan Liverpool. Dari sisi Liverpool, mereka belum menemukan sosok yang dapat menggantikan Sadio Mane yang hengkang ke Bayern Munchen di awal musim ini apalagi sosok Darwin Nunez yang diharapkan menjadi mesin gol malah sering membuang-buang peluang di Liga Inggris musim ini walaupun hal ini cukup wajar mengingat Darwin Nunez baru menjalani musim pertamanya di Liverpool.

Hal ini membuat kedatangan Cody Gakpo ke Liverpool adalah solusi cerdas untuk lini depan mengingat ia sudah tampil impresif selama 2,5 musim dan cukup rajin mencetak gol dalam 1,5 musim terakhir bersama PSV Eindhoven sehingga diharapkan ia mampu menjadi sosok yang menggantikan Sadio Mane sebagai solusi pencetak gol dari sisi kiri Liverpool. 

Perlu diingat, kedatangan pemain di tengah musim tentu memberikan tekanan tersendiri dan adaptasi tersendiri karena tidak ada waktu di masa pra-musim untuk menyetelkan diri dengan tim sehingga kita harus memberi waktu pada Cody Gakpo untuk beradaptasi dengan Liverpool dan Liga Inggris. Tidak hanya performa impresif di level klub dan tim nasional, Cody Gakpo juga didatangkan dengan harga yang cukup ekonomis untuk pemain depan yang tengah viral yaitu dengan kisaran harga 42 juta Euro.

Cody Gakpo bersama timnas Belanda di Piala Dunia Qatar 2022 (Instagram @codymathesgakpo)
Cody Gakpo bersama timnas Belanda di Piala Dunia Qatar 2022 (Instagram @codymathesgakpo)

Dari sisi Cody Gakpo, kedatangannya ke Liverpool adalah pilihan bijaksana. Ia datang ke dalam tim yang sedang membutuhkan sosok sayap yang hanya diisi oleh Mohammed Salah dan Luis Diaz itu pun di sisi kiri hanya diisi oleh Luis Diaz mengingat Roberto Firmino, Darwin Nunez, dan Diogo Jota lebih dioperasikan di lini penyerang tengah lalu Fabio Carvalho dan Harvey Elliott lebih beroperasi di lini gelandang. 

Jika ia datang ke tim yang dirumorkan dengannya selama 2022 yaitu Manchester United maka ia akan bersaing dengan banyak pemain di sisi yang sama yaitu Marcus Rashford, Jadon Sancho, Anthony Elanga, dan Alejandro Garnacho sehingga menyempitkan waktu Gakpo untuk beradaptasi.

Transfer ini merupakan transfer yang bagus tetapi tidak menjawab "masalah utama" Liverpool. Jika ditelisik lebih lanjut, maka sejatinya masalah utama Liverpool adalah lini tengah di mana pemain yang boleh dibilang saat ini level elit adalah Fabinho dan Thiago Alcantara. 

Thiago Alcantara pun sosok yang rawan cedera. Jordan Henderson, khususnya musim ini, tampil agak mengecewakan, James Milner sudah menua, Naby Keita dan Arthur Melo bukanlah sosok gelandang elit yang dibutuhkan Liverpool, serta Alex Oxlade-Chamberlain yang performanya menurun drastis setelah mengalami cedera 366 hari. Sosok Fabio Carvalho, Harvey Elliott, dan Curtis Jones masih belum matang sehingga belum dapat menjadi tumpuan utama Liverpool.

Masalah ini sejatinya sudah tampak dalam beberapa musim namun tertutup oleh kegemilangan lini belakang dan lini depan sehingga ketika di musim 2022/23 saat lini depan kehilangan salah satu pemain utamanya dan lini belakang mulai retak, lubang menganga di lini tengah mulai terlihat dengan jelas dan Liverpool pun menjalani musim yang boleh dibilang "hancur" apabila dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya bahkan mereka terancam tidak lolos ke Liga Champions 2023/24 setelah terakhir kali gagal melaju ke Liga Champions adalah di musim 2015/16 saat mereka berakhir di peringkat 8.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun