Mohon tunggu...
Leny Ramadani
Leny Ramadani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya manusia biasa

Seorang wiraswasta yang hobi membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kekuatan Memaafkan

17 Agustus 2021   18:27 Diperbarui: 17 Agustus 2021   18:28 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memaafkan, kata yang mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan.

Pernahkah sobat mengalami keadaan di dzolimi oleh orang lain dan itu terjadi bukan hanya sekali, tetapi sudah berkali-kali. Di dzolimi oleh orang yang sama untuk kesalahan yang mungkin tidak sengaja kita lakukan. Atau ada orang yang mem-bully kita dengan hebatnya, hanya karena satu kata "iri" pada pencapaian kita. Orang tersebut seenaknya memperlakukan kita, bisa jadi karena posisi kita berada dibawahnya. Seperti posisi orang tua pada anak, suami ke istri atau sebaliknya, kakak pada adik, guru pada murid, atasan pada bawahan, rekan kerja satu dengan yang lain, dan seterusnya.

Mereka menganggap kita tidak berdaya, sehingga terus melakukan kekerasan fisik maupun mental. Mereka tidak berpikir bahwa perlakuan mereka membuat kita terluka.

Dengan memori-memori buruk kita tadi tentang mereka, rasanya sulit sekali untuk melupakan apalagi memaafkan. Itulah pentingnya kesadaran, ada kekuatan dalam memaafkan.

Mungkin kita tidak bisa sepenuhnya melupakan perlakuan buruknya terhadap kita. Masih terngiang-ngiang kala kita sendiri. Tapi yakinlah ada kekuatan dalam memaafkan, yaitu ada hikmah dalam kejadian-kejadian tersebut.

Mungkin saja kejadian-kejadian buruk tersebut membuat kita menjadi lebih kuat. Sehingga di masa depan kita dapat melalui ujian seperti itu lagi bila terjadi.

Kita sudah berpengalaman menghadapi situasi buruk tersebut.

Dengan memaafkan, hati kita menjadi lebih lega dan ikhlas. Memaafkan membuat kita lebih kuat, karena kita menguasai diri sendiri dan menguasai hati tentunya.

Kitalah yang memegang kendali dalam hati dan diri untuk memilih keputusan apa yang akan kita berikan pada orang tersebut. Apakah kita akan memaafkannya atau tetap membencinya.

Memaafkan berarti membuka hati pada hal-hal baik yang akan terjadi pada diri kita.

Memaafkan menimbulkan pikiran positif yang berguna untuk pikiran kita selanjutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun