Makanan adalah sebagai sumber energi bagi yang mengonsumsinya. Makanan yang akan dikonsumsi seharusnya dalam keadaan baik, bersih dan terbebas dari bakteri. Makanan bisa tercemar melalui peralatan makan yang digunakan untuk penyajian (Fadhila, et. al, 2015).Â
Menurut Tumerlap (2011) peralatan makan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan di dalam menularkan penyakit. Peralatan makan yang tidak bersih dapat mempengaruhi kualitas makanan.Â
Hal tersebut terjadi karena alat makan yang tidak bersih dan mengandung kuman bakteri dapat menularkan penyakit lewat makanan (foodborne disease). Peralatan makan yang tidak bersih mengakibatkan bakteri masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan keracunan bahkan kematian, jika seseorang tidak memiliki daya tahan tubuh yang kuat (Marisdayana, et.al, 2017).
Peralatan makanan yang kontak langsung dengan makanan yang siap disajikan tidak boleh mengandung angka kuman yang melebihi 100 koloni/cm² permukaan. Menurut PERMENKES RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang persyaratan Hygiene Sanitasi Jasa Boga adalah syarat peralatan makan yang digunakan khususnya para pedagang makanan tidak boleh mengandung koloni bakteri atau 0 koloni/cm2 permukaan.
Pada proses pencucian alat makan pedagang bakso, peralatan cuci yang digunakan cukup sederhana, hanya menyediakan beberapa ember untuk proses penyabunan dan untuk proses bilas. Selain itu, pedagang sering kali mencuci pada ember yang airnya tidak diganti sehingga menyebabkan kuman bakteri bersarang pada air tersebut.Â
Setelah proses pencucian, alat makan dilap menggunakan hanya sebuah kain yang tersedia selama berjualan. Hal tersebut akan menimbulkan kuman bakteri mencemari peralatan makan dan dapat menyebabkan masalah seperti keracunan.Â
Berdasarkan penelitian Ananda dan Khairiyati (2017), tingginya angka kuman pada alat makan dikarenakan proses pencucian yang hanya dengan dua kali pembilasan dengan air.Â
Air yang digunakan ditampung dalam bak yang tidak selalu diganti, bukan dengan proses pencucian menggunakan air mengalir. Menurut Kemenkes (2009), yang benar adalah harus melalui beberapa tahap yaitu, memisahkan sisa makanan dari peralatan makan, merendam, mencuci, membilas dengan air mengalir, merendam dengan kaporit.
Berdasarkan hasil penelitian dari 9 pedagang bakso di alun-alun Kabupaten Jombang contohnya. Sampel peralatan makan (mangkuk, sendok, dan garpu) yang digunakan untuk penyajian, menunjukkan bahwa peralatan makan yang digunakan oleh pedagang bakso 100% positif mengandung bakteri, dengan melihat adanya pertumbuhan koloni pada media Nutrient Agar.Â
Hasil penelitian lainnya, dari 24 sampel peralatan makan pedagang bakso di Kelurahan Kedonganan Kecamatan Kuta menunjukkan 6 sampel (25%) peralatan makan positif terdapat bakteri Escherichia coli dan 18 sampel (75%) tidak terdapat cemaran bakteri. Sehingga 25% peralatan makan tidak memenuhi persyaratan Permenkes (2011).
Berdasarkan penelitian-peneitian tersebut, keberadaan kuman bakteri pada peralatan makan bakso bisa disebabkan oleh air bersih untuk pencucian yang telah terkontaminasi oleh bakteri. Bisa juga air yang digunakan untuk mecuci tidak sering diganti oleh pedagang. Berdasarkan fakta di lapangan, air yang digunakan tidak sering diganti.Â