Mohon tunggu...
Leni Nurindah
Leni Nurindah Mohon Tunggu... Guru - Guru-IRT-Penulis-Pebisnis Online

Menjadi cerdas dan berkarakter adalah tujuan utama sebuah pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Mana Datangnya Anak Sholeh Sholeha?

5 Oktober 2021   10:09 Diperbarui: 5 Oktober 2021   10:11 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak adalah anugerah terindah yang Allah berikan kepada setiap orang tua. Setiap orang pasti mendambakan kehadirannya, baik itu laki-laki ataupun perempuan. Karena kehadirannya dapat menjadi penyempurna sebuah kehidupan rumah tangga sekaligus menjadi qurrata a'yun, penyejuk mata bagi kedua orang tuanya. Tak heran muncul rasa gelisah, jika dalam kurun waktu yang lama belum juga dikaruniai seorang anak.

Sebagai orang tua, tidaklah cukup berbahagia dengan kelahiran buah hatinya. PR terbesar masih ada yaitu menumbuhkan anak yang menjadi generasi yang berbudi luhur, berahklakul karimah dan menjadi anak yang salih salihah. 

Peran orang tua disini tidak hanya mendidik saja tetapi mereka juga berperan sebagai panutan anak-anak mereka. Orang tua memberikan contoh kepada anak-anak mereka, tidak hanya itu juga sebagai orang tua harus memberi kenyamanan untuk anak-anaknya mereka berperan juga sebagai teman, sahabat bagi anak-anaknya.

Disinilah orang tua harus mengajarkan pendidikan agama sejak dini. Mulai dari mengaji, juga adab dan tata karma. Meski orang tua bukan orang yang alim dan ahli agama tapi mereka pasti ingin anaknya kelak menjadi anak-anak yang memiliki pondasi ilmu agama yang kuat.

Semakin bertambah usia anak, tantangan ternyata semakin besar. Pepatah mengatakan Semakin tinggi pohon, semakin kencang angin yang menerpa. Betul bukan? Namun, Bukan ujian kehidupan. Melainkan ujian untuk mengantarkan anak-anak menjadi anak yang sholeh sholeha.

ketika seorang ibu memutuskan untuk menjadi wanita karir. Kesibukan sebagai mompreneur kerap menyita waktu. Bekerja dari pagi hingga larut malam. Hanya fokus pada tugas, dari deadline satu ke deadline yang lain yang semakin penuh daftar pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Hal itu kerap mengakibat seorang ibu lalai terhadap tugasnya. Lupa waktunya si kecil makan, sampai-sampai si kecil harus berkata,"Ma makan, saya sudah lapar." 

Bukankah seharusnya seorang ibu memperhatikan jadwal makannya, menyuapinya sebelum dia meminta makan?. Bahkan  sering kali seorang anak berkata, "Ma, ayo mandi. Saya mau ngaji." Masya Allah. Bahkan karena terlalu fokus dengan pekerjaan hingga lupa waktu jadwalnya sang buah hati mengaji.

coba renungkanlah. Ya Allah... Darimana akan datang seorang anak yang sholeh sholeha, sedangkan  ibunya orang tuanya selalu sibuk, menyibukkan diri dengan pekerjaan, HP dan internet?

Darimana akan datang seorang anak yang alim, faqih atau hafidz,  sedangkan ibunya orang tuanya kuat untuk sabar berjam-jam memandang laptop dengan segudang pekerjaan tetapi tidak masih lupa waktu untuk mengantarkannya melangkah menuju majlis ilmu?

Darimana akan datang seorang anak yang sholeh sholeha, sedangkan ibunya orang tuanya tidak terpikirkan duduk bersamanya satu atau dua jam membacakannya kisah-kisah orang shalih?

Darimana akan datang seorang anak kreatif, sedangkan ibunya orang tuanya menghabiskan uang untuk membelikan jajan dan mainan.  Tidak berpikir untuk investasi pada anaknya seperti mengajarkan membaca, menulis, mewarna, menyanyi atau sesuatu yang lebih bermanfaat untuknya untuk masa depannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun