Mohon tunggu...
Lenikmah
Lenikmah Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

6 PGSD A2 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNISNU JEPARA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Bimbingan Belajar pada Peserta Didik Slow Learner di Kelas Inklusif SD

3 November 2019   12:58 Diperbarui: 3 November 2019   13:04 4031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran siswa lamban belajar di sekolah umum juga dikuatkan oleh pernyataan Haskvitz, 2007(Najma I.M.; Ghazala R. & Rubina H., 2012: 146) bahwa para peneliti mengakui keterbatasan kognitif dari lamban belajar akan sangat kesulitan jika diberi berbagai informasi dalam bentuk paper-pencil, mereka perlu dihubungkan dan diinternalisasi melalui kreativitas aktivitas untuk memenuhi kebutuhan mereka yang unik agar mencapai keberhasilan belajar. Keberhasilan itu perlu juga didukung oleh peningkatan konsep diri (self-esteem) dan kecakapan untuk belajar (aptitude for learning), dan peningkatan itu terdukung oleh pemberian program pendidikan yang diindividualisasikan (individualized education), demikian itu dikemukakan oleh Krishnakumar, Geeta, & Ramakrishnan (2006: 24).

Berikut merupakan cara atau strategi yang dapat di gunakan pendidik dalam menangani anak slow learner atau sebagai bentuk bimbimbingan belajar. (Sylvia Dian. 2016)

1. Layanan akomodasi cara pengajaran dan materi

Guru memberikan pembelajaran yang bertahap dengan melakukan pembagian materi sesuai dengan kemampuan siswa,melakukan pembelajaran dalam kelompok kecil secara heterogen, menggunakan media konkret guru menggunakan teknologi dan media pembelajaran untuk mempermudah pemahaman informasi siswa, membimbing dalam membuat rangkuman dan mengulang penjelasan secara lisan.

2. Layanan akomodasi tugas dan penilaian

Guru selalu membacakan, mengulang, dan menjelaskan petunjuk sebelum pelaksanaan kegiatan. Guru memberikan PR, tugas, dan soal tes dalam konten dan jumlah sama untuk seluruh siswa dalam kelas tanpa membedakan antara siswa slow learner dan reguler.

3. Layanan akomodasi tuntutan waktu

Guru hanya memberikan perpanjanganwaktu dalam pengerjaan tugas. Tidak adakebijakan pemberian waktu perpanjangan,pengulangan, dan jeda istirahat khususuntuk siswa slow learner dalampengerjaan tes atau ulangan umum.

4. Layanan akomodasi lingkungan belajar

Guru sudah menempatkan slow learner dibarisan paling depan, melakukan rotasidengan memperhatikan kondisi siswa,memberikan umpan balik secara lisandengan memberikan apresiasi dalambentuk pujian, tepuk tangan, dan motivasi. Namun tidak ada penempatan khusus saatpelaksanaan tes.

Inti dari pernyataan di atas adalah bahwasannya pendidikan tidak boleh menolak orang yang berkebutuhan khusus, misalnya slow learner, slow learner merupakan yang lambat belajar, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama. (Prasetyoningsih, 2009). Slow learner lebih baik dari tuna grahita namun kuran dari orang normal pada umumnya, sekolah inklusif adalah solusi yang tepat untuk mengatasi siswa yang memiliki keterbatasan. Namun slow learner juga bisa di sekolahkan di sekolah yang umum, mereka tidak harus sekolah SLB, karena mereka sama dengan peserta didik pada umunya hanya perbedaan kemampuan kognitifnya saja yang rendah, sebagai calon pendidik kita harus bijak dalam menggunakan strategi atau cara dalam mengajar anak slow learner, selain itu kita  berikut merupakan cara atau strateginya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun