Mohon tunggu...
Leni Marlins
Leni Marlins Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

hobi menulis tentang banyak hal untuk menyampaikan ide

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mandiri Jogja Marathon, Tunggu Saya Tahun Depan!

21 Mei 2019   23:52 Diperbarui: 22 Mei 2019   00:06 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari www.instagram.com/mandiri_jogmar

Jauh-jauh hari, saya sudah menyusun rencana untuk meliput Mandiri Jogja Marathon secara sukarela. Event ini diadakan pada Minggu, 28 April 2019 di Prambanan, Yogyakarta. Ada 2 alasan yang mendorong saya. Pertama, karena saya pecinta olahraga lari, tetapi masih belum terlalu percaya diri untuk menjadi peserta, bahkan untuk kategori 5K. Kedua, karena tempat tinggal saya terbilang cukup dekat dari titik start. Bahkan, salah satu jalur yang dilewati oleh para peserta marathon adalah rute perjalanan saya sehari-hari. Jadi, dapat menyaksikan secara langsung perhelatan olahraga lari ini merupakan kesempatan emas bagi saya. 

Sayangnya, dua hari sebelum hari-H, anak saya jatuh sakit dan harus mondok di rumah sakit. Rencana gagal! Tak bisa dimungkiri, saya sedikit kecewa. Namun, kekecewaan itu rupanya tidak perlu dalam-dalam. Pasalnya, Mandiri Jogja Marathon adalah event yang rutin digelar tiap tahun sejak 2017 lalu. Pada 2020 nanti, acara serupa akan kembali diadakan dengan titik start di lokasi yang sama. Ini berarti saya kembali berkesempatan untuk menonton--bahkan mungkin menjadi peserta--lari marathon yang diinisiasi oleh Bank Mandiri itu. 

Mengapa Berlari?

Salah satu novelis favorit saya, Haruki Murakami, pernah menulis sebuah memoar yang berjudul "What I Talk About When I Talk About Running". Dalam memoar tersebut, Murakami bercerita. Suatu hari, ia membaca sebuah artikel di International Herald Tribune. Di artikel tersebut, ada wawancara terhadap sejumlah pelari marathon terkenal. Salah satu hal yang ditanyakan media kepada para pelari adalah apa "special mantra" atau mantra khusus yang bergema di kepala mereka ketika sedang menyelesaikan marathon. Jangankan full marathon sejauh 42 KM, kategori 5 K saja terasa sungguh melelahkan, khususnya bagi para pelari pemula.

Pertanyaan yang menarik ini menghasilkan jawaban yang beragam. Salah seorang di antaranya mengatakan: "Pain is inevitable, suffering is optional!" Kira-kira artinya: rasa sakit memang tidak bisa dielakkan, tetapi penderitaan adalah sebuah pilihan. Berlari berkilo-kilo meter pada kenyataannya menghasilkan realitas yang tidak bisa diubah, yaitu rasa lelah yang luar biasa. Namun, seorang pelari dapat memilih untuk merasa menderita lalu berhenti atau terus berlari menyelesaikan pertandingan. 

Haruki Murakami sendiri adalah seorang pelari. Ia berlari sekitar satu jam per hari selama 6 hari dalam seminggu dan telah melakukan rutinitas itu sejak 1982. Ia bahkan telah mengikuti lebih dari 23 event marathon, hampir satu kali dalam setahun, dan berpartisipasi di berbagai ajang lari jarak jauh. Murakami mengakui bahwa lari jarak jauh telah membuatnya lebih tangguh, baik secara fisik maupun emosi. Pengalaman yang panjang itu pula membawanya pada sebuah perenungan bahwa seorang pelari (marathon)--dalam hal ini everyday runner--pada umumnya tidak terlalu peduli apakah dapat mengalahkan pelari lainnya atau tidak. Motivasi mereka berlari hanya berdasarkan sebuah individual goal! Ada yang merasa puas setelah menyelesaikan rute lari dalam jangka waktu tertentu. Ada pula yang tetap merasa puas--meskipun targetnya tidak tercapai--ketika telah berhasil mengeluarkan seluruh kemampuan dan tiba di garis finish dengan gemilang!

5 Alasan Memilih Jogja untuk Berlari

Yogyakarta, dengan suasananya yang eksotis, memang membius siapa saja untuk berkunjung kembali. Sampai-sampai, ada sebuah quote kekinian yang berbunyi: "Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan." Bagi yang sudah pernah menginjakkan kaki ke kota ini, lirik lagu "Yogyakarta" dari KLa Project yang mendayu-dayu itu pasti terasa mengesankan. Nah, sebagai lokasi penyelenggaraan event Mandiri Jogja Marathon selama 3 kali berturut-turut, Yogyakarta, khususnya daerah Prambanan, terbilang sangat ideal.  Pasalnya, ada sejumlah hal menarik yang dapat menjadi alasan bagi Anda untuk datang ke kota ini, selain dari "sekadar" berlari di Mandiri Jogja Marathon. Berikut di antaranya:

  • Menikmati keindahan suasana sore di Candi Plaosan

Candi Plaosan (dokpri)
Candi Plaosan (dokpri)

Salah satu destinasi wisata di Yogyakarta yang populer di kalangan turis, baik lokal maupun mancanegara, adalah Candi Prambanan. Namun, selain Candi Prambanan, ada sejumlah situs bersejarah lain yang terletak di kawasan Prambanan, salah satunya Candi Plaosan. Ini adalah salah satu candi yang memikat menurut saya. Sebenarnya, dalam kawasan yang berdekatan, ada dua candi yang sama, yaitu Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul. Namun, candi yang kerap didatangi wisatawan adalah Candi Plaosan Lor.

Dibandingkan Candi Prambanan, Candi Plaosan Lor jauh lebih mungil. Untuk menjelajah area candi, para pengunjung pun hanya dikenakan tiket sebesar Rp3.000 per orang. Dari luar, Candi Plaosan terlihat biasa-biasa saja. Tumpukan batu setinggi 1-2 meter tampak berjejer rapi di bagian sisi jalan masuk. Namun, setelah melewati gerbang kecil menuju ke bagian dalam, ada perbedaan yang sangat kentara. Apabila di luar terasa gersang, bagian dalam justru sejuk dan adem. Menurut juru kunci yang pembicaraannya sempat saya curi dengar saat berbincang-bincang santai dengan para pengunjung candi, inilah salah satu keunggulan Candi Plaosan. Hamparan rumput hijau pun tampak mengelilingi candi. Ada dua bangunan dengan rupa yang hampir sama di dalam area ini. 

Bukan hanya dapat mengamati sejarah masa lampau dari relief yang terlukis di dinding candi, tempat ini juga merupakan lokasi yang sangat sempurna untuk menikmati panorama langit sore hari. Jika beruntung, Anda dapat menangkap momen yang sangat istimewa ketika langit berubah warna dari biru menjadi jingga. Sangat mengagumkan! Tak heran jika Candi Plaosan sering dijadikan lokasi pemotretan oleh para fotografer. Bukan lagi pemandangan asing melihat anak-anak muda datang sambil menenteng kamera dan tripod ke candi ini.

Karena lokasinya sangat dekat dengan rumah, saya dan keluarga sangat senang menghabiskan waktu akhir pekan atau libur untuk berjalan-jalan di sekitar candi. Suasananya sangat menyenangkan! Oh, iya, trivia nih: Ternyata Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul sebenarnya termasuk dalam wilayah administratif Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, lo! Namun, destinasi wisata ini tampaknya telanjur identik dengan Yogyakarta. Lokasinya memang terletak di perbatasan. Nah, para pelari Mandiri Jogja Marathon 2019 lalu, khususnya kategori full marathon dan half marathon, melewati jalur di dekat Candi Plaosan Lor dan Candi Plaosan Kidul.

  • Berlari di jalur yang masih asri dan indah

Salah satu pemandangan yang tampak di sepanjang jalur lomba (dokpri)
Salah satu pemandangan yang tampak di sepanjang jalur lomba (dokpri)

Perkotaan adalah hutan beton yang gersang. Udaranya tercemar. Hiruk-pikuk kendaraan yang melintas terus berlangsung sepanjang hari. Menikmati sedikit ketenangan dan keheningan adalah kemewahan yang jarang bisa dibeli dengan uang. Pada saat mengikuti Mandiri Jogja Marathon, para pelari akan disuguhi oleh situasi yang berbeda. Pasalnya, kanan kiri rute yang ditempuh adalah lahan persawahan dan perkebunan. Jangan tanya betapa segarnya udara pagi hari yang mengisi paru-paru! Dari jauh, jika tak ditutupi awan, akan tampak jelas Gunung Merapi berdiri kokoh menjulang menjadi penanda bahwa Anda saat ini sedang menginjak daerah istimewa.

  • Menikmati pagelaran kebudayaan Sendratari Ramayana

Berlatar belakang Candi Prambanan yang tampak megah, Anda dapat menyaksikan pagelaran kebudayaan yang rutin diadakan sejak 1961 ini. Di atas panggung yang luas dan terbuka, puluhan penari berkostum indah akan menampilkan seni drama dan tari tanpa dialog yang berkisah tentang Ramayana. Sambil menikmati pementasan, terhanyutlah oleh suasana sore menjelang malam yang terasa sangat menawan di tempat ini. Bagi Anda yang berkunjung ke Jogja dalam rangka mengikuti Mandiri Jogja Marathon, jangan lupa untuk menikmati kisah Rama dan Sinta di Sendratari Ramayana.

  • Mencicipi kuliner khas Yogyakarta

Bukan Jogja namanya jika tidak dilengkapi dengan kuliner khas yang menggoyang lidah. Anda dapat berburu berbagai menu lezat di sekitar wilayah Prambanan maupun di sepanjang Jl. Solo-Jogja.  Salah satunya, Restoran Seafood Kali Opak Resto yang terletak tidak terlalu jauh dari Candi Prambanan. Ada pula sejumlah kafe dan restoran instagramable yang menawarkan suasana bersantap yang berbeda, di antaranya Waroeng Kebon Ramayana dan Pawon Prambanan. Keduanya terletak di Jl. Candi Sewu, yaitu tepat di timur Candi Prambanan.

Selain itu, Anda juga dapat mencicipi secangkir dawet segar dan manis di daerah Bogem. Di sepanjang sisi jalan, belasan penjual dawet berjejer mendirikan tenda-tenda sederhana dilengkapi bangku-bangku panjang. Pada siang dan sore hari, kawasan ini ramai oleh para pengemudi yang singgah sejenak untuk beristirahat sambil meneguk es dawet.

  • Akses transportasi dan akomodasi cukup lengkap

Prambanan sudah dilengkapi dengan akses transportasi yang memadai. Untuk menuju wilayah kota dengan mudah, Anda dapat memanfaatkan layanan Transjogja yang mengangkut penumpang dari shelter di dekat Pasar Prambanan. Murah, nyaman, dan praktis! Transjogja jurusan 1A ini bahkan memiliki rute langsung menuju Bandara Adisucipto Yogyakarta. 

Jadi, jika Anda berasal dari luar kota dan ingin menuju Prambanan, naik saja Transjogja. Ingin lebih nyaman, tersedia pula armada transportasi online.  Selain itu, fasilitas akomodasi di sekitar wilayah Prambanan sangat banyak. Jaraknya pun sangat dekat dengan lokasi wisata utama yaitu Candi Prambanan. Meskipun bukan hotel mewah, menginap di tempat-tempat ini cukup nyaman, kok! Punya dana lebih? Anda juga dapat memilih paket yang ditawarkan oleh hotel di area kota dengan fasilitas ekstra berupa antar jemput menuju lokasi lomba. 

***

Ajang Mandiri Jogja Marathon 2019 terbilang berjalan sukses. Sekitar 7.500 pelari dari berbagai kota bahkan negara lain ikut ambil bagian dalam event ini. Masyarakat setempat tak kalah menyambut meriah dengan berbagai pertunjukan budaya dan antusias tinggi. Sungguh merupakan hajatan besar yang patut masuk dalam agenda Anda pada 2020. Saya sendiri akan berusaha sebaik mungkin mempersiapkan diri demi mencapai sebuah individual goal. Sampai bertemu tahun depan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun