Jujur saja, saya ini penggemar kopi amatiran. Kalah jauhlah dibandingkan mereka yang dengan segenap hati mengagung-agungkan kopi hitam pahit yang pekat itu. Kopi yang membutuhkan proses yang cukup panjang sebelum akhirnya dihidangkan. Bagi saya, kopi adalah sejumlah serbuk berkafein yang dibungkus dalam sachetminimalis. Receh memang.
Saya suka minum kopi (sachetan) hampir tiap hari. Efeknya: bikin melek dan lebih bersemangat. Jadi, setiap kali ada pekerjaan yang membutuhkan fokus dan kewaspadaan tinggi, meneguk kopi selalu menjadi andalan saya. Yah, saya cukup merasa bahagia dengan hal itu. Hingga kemudian, saya mencicipi kopi lattedi NOE Coffee and Kitchen tempo hari.
Bersama beberapa kawan dari KJOG, saya mendapatkan kesempatan menarik untuk mencicipi menu serta menikmati suasana di kafe yang baru launchingpada Maret 2017 lalu. Terletak di Jl. Wahidin Sudirohusodo no. 68 Klitren Yogyakarta, lokasi kafe ini sangat strategis. Dari Mall Galeria, jaraknya hanya sepelemparan batu alias deket banget. Jadi, kalau mau datang ke sini, gampang, sodara-sodara! Nggak pake acara keblasuk pokoknya.
Kebetulan, sore itu hujan. Jogja beberapa minggu terakhir memang "basah". Namun, dari luar, kafe ini terlihat terang dan hangat dengan nuansa kayu dan bata yang natural. Pas sekali. Setelah diguyur hujan, waktunya untuk menghangatkan badan. Benar saja, di dalam kafe, suasana terasa begitu nyaman. Segala perjuangan melewati rintik hujan buyar sudah. Apalagi ketika kopi yang disajikan pada secangkir gelas berwarna kuning ceria tiba di hadapan. Rasanya tak sabar untuk segera mencicipinya.
Nah, sore menjelang malam yang dingin-dingin syahdu itu, saya kebagian latte yang dinamai Hot Coffee Mocha. Sebentuk latte art (yang saya lupa sebutannya apa), tampak manis menghias warna cokelat kopi yang menggoda. Ahh, jadi begini rasanya menjadi penikmat kopi betulan. Meskipun, di dunia per-kopi-an, jenis latte ini masih tergolong sederhana karena komposisi susunya cukup banyak. Begitu sih jelas Tommy Wardhana, Pak Supervisor yang menyambut rombongan kami sore itu.
Nah, karena masih amatir--seperti kebiasaan selama ini--saya pun langsung mengaduk kopi dengan sebatang sendok kecil yang tersedia. Ups, ternyata harusnya nggak seperti itu. Cara menikmati kopi latte yang benar seharusnya adalah dengan menyesapnya pelan-pelan, tanpa diaduk. Foam yang terkumpul di permukaan pun otomatis akan lenyap dan menyisakan cairan cokelat yang rasanya sangat "kopi".
Saya memang sengaja tidak menaburkan gula ke kopi karena selain tidak suka rasa manis, saya juga ingin mencicipi rasa asli kopi buatan barista tersebut. Namanya juga pengalaman pertama, harusnya sih berkesan. Dan... memang benar. Awalnya memang terasa pahit, tetapi lama-kelamaan rasa pahit digantikan oleh rasa yang sulit diungkapkan. Tanpa sadar, seteguk demi seteguk kopi meluncur dan meninggalkan sensasi unik di lidah.
NOE Coffee dan Kitchen juga menawarkan banyak jenis kopi lainnya, mulai latte hingga esspreso. Ada pula banyak makanan yang bisa disantap. Malam itu, kami sempat mencicipi beberapa menu, seperti NOE'S Onion Rings, Chicken Wings With BBQ Sauce, Chicken Finger With Cheese Sauce, dan Chicken Teriyaki Rice Bowl. Favorit saya: onion rings. Rasanya cocok aja sih karena sambil ngopi pengennya yang ringan-ringan saja.
Ada banyak kafe bertebaran di kota ini. Modelnya bermacam-macam. Kita hanya perlu milih saja kalau butuh. Nah, ada beberapa hal menarik yang akan Anda jumpai saat berkunjung ke NOE Coffee and Kitchen ini:
