Mohon tunggu...
Leni Fatma
Leni Fatma Mohon Tunggu... Penulis - Mengubah luka menjadi aksara

Membias luka dengan menulis, membaca dan menonton

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menatap Senyum Bapak Penjual Tisu

6 Februari 2020   07:36 Diperbarui: 6 Februari 2020   19:40 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hari ini panas begitu menyengat. Ruas jalan padat dengan kendaraan berlalu lalang. Ada yang sesekali menekan klakson, ada yang menerobos lampu merah tak sabar. Ada juga yang tak sadar sudah lampu hijau, namun tetap diam, saking asyiknya melihat ponsel sembari menunggu lampu berwarna hijau.

Gee melirik ponsel pada sudut kiri atas

"Jam 12.07, Alhamdulillah Zuhur, ga berasa juga" gumam gee.

Terdengar lantunan adzan dari balik jendela, sembari gee memperhatikan kepadatan ruas jalan siang ini.

Gee kembali melirik ponsel, menariknya kebawah dengan jari kemudian layarpun tergulung kebawah.

"11.01" gumam gee lagi.

Gee mencari lagi pesan WhatsApp yang dikirimnya mengenai pemberangkatan bus yang ditumpanginya saat itu. Perjalanan yang amat panjang, rupanya gee sudah menempuh 1 jam lamanya, tetapi belum ada setengah perjalanan menuju ke rumah.

Tak sadar mendadak gee menggerutu kesal. Bayangkan, perjalanan jauh gee harus menumpangi bus tanpa tempat duduk dari rute paling ujung ke ujung. Serta, volume kendaraan yang meningkat dari biasanya membuat perjalanan kali ini teramat panjang. Kemudian kakinya yang tak sengaja tertimpa ponsel yang terlepas dari genggamannya itu, tersebab tubuhnya yang mulai lunglai tergelayut oleh bus yang bergerak dan mengerem mendadak secara bergantian. 

Keteledoran Gee hari ini yang tak membawa masker sehingga Gee mencium warna warni bebauan. Perasaan yang campur aduk, sesekali Gee mengkhawatirkan tubuhnya yang kemungkinan sebentar lagi ambruk tidak lagi mampu bertumpu.

Gee turun bus di halte bukan halte biasanya gee turun. Sepanjang perjalanan Gee pulang dari bekerja, Gee menggerutu mengadu kesal. "Ingin terbang saja rasanya!" ucapnnya sembari mencoba menahan kesal.

Beberapa langkah Gee menuruni anak tangga halte, menyebrangi jalan kemudian berjalan secepat mungkin agar sampai rumah segera. Gee lantas dikejutkan dengan munculnya bapak-bapak  penjual tisu dihadapannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun