Mohon tunggu...
Leni Cahya Pertiwi
Leni Cahya Pertiwi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku Happy Mama

Berharap dengan menulis bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Roasting ala Generasi Kolonial

5 Desember 2020   20:11 Diperbarui: 5 Desember 2020   20:22 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: ottencoffe.co.id

Oleh : Leni Cahya Pertiwi

Booming tanaman hias tahun ini benar-benar menggila. Di sekolah obrolan teman sejawat tak jauh-jauh dari tanaman hias. Rumpian juga masih sekitar itu. Ada Bu Melati yang pesan aglonema secara online tapi tertipu, aglonema yang ditunggu tak kunjung muncul.

Ada Bu Nova Nelly yang beli tanaman caladium dengan harga miring. Dua puluh ribu dapat satu pot penuh. Murah?? Bingits! Lalu ada Bu Wiwiek yang takut kehilangan  tanaman hias, hingga harus sibuk mengangkut tanamannya saat malam tiba. Repot?? Dari pada diangkut maling??  Hayoo, pilih yang mana.

Pokoknya di kampungku, semua mabuk tanaman hias. Ga ibu muda atau pun ibu tua. Aku?? Iya juga lah, heheheheh.

Berbagai video youtube tentang perbanyakan aglonema kutonton. Demikian juga dengan cara membuat media tanamnya. Semua teori itu sudah ada di kepalaku. Tinggal praktek!

Nah, rencananya siang ini aku akan membuat media tanam dulu. Lalu  nanti sore, setelah asar aku bisa memperbanyak aglonemaku. Kebetulan aku dapat satu pot tanaman berisi tiga batang aglonema dari Bu Era, teman sesama guru di madrasah tempatku bertugas. Duuh, sudah kebayang pot-pot mungil yang aku beli siang kemaren akan terisi tanaman cantik berwarna hijau kombinasi merah itu.

Karena aglonemanya sudah tinggi langsing, dan sepertinya bakalan susah untuk bertunas lagi. Aku berencana akan memotongnya. Ada tiga teknik perbanyakan yang akan kupraktekkan. Perbanyakan dengan pucuk, batang dan akar. Hmm... dari tiga tanaman, aku perkirakan bisa menghasilkan lima belas tanaman baru. Lumayaaan... aku tersenyum sendiri membayangkannya.

Sekarang, aku akan membuat media tanamnya. Bu ibu juga bisa membuatnya sendiri. Gampang kok. Bahan yang dibutuhkan adalah tanah gembur. Bisa diambil dari tempat pembakaran sampah.

Selanjutnya kita butuh sekam, boleh sekam mentah yang sudah di fermentasi atau sekam bakar. Di kampungku, sekam bakar tersedia dengan gratis. Dulu sih dicuekin hingga berubah jadi abu gosok. Sekarang jadi buruan ibu-ibu sekampung.

Bahan terakhir adalah serbuk kelapa, atau istilah kerennya cocopeat. Sebenarnya kita bisa dengan mudah membuat cocopeat, masalahnya aku tak punya sabut kelapa. Maka, terpaksa aku nanya mbak gugel yang suaranya merdu itu. Katanya aku bisa mengganti  cocopeat  dengan serbuk kayu bakar.

Kebetulan di kampungku banyak yang membuat peti kayu untuk kemasan jeruk, maklumlah desa kami merupakan penghasil jeruk terkenal di Kabupaten Kerinci. Nah, di tempat pemotongan kayu peti inilah aku berhasil membawa pulang sekarung kecil serbuk gergaji, gratis..tis..tis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun